Jabatannya: Wakil Ketua Umum Partai Gerindra. Sedikit di bawah Prabowo Subiantolah. Keren, tentu. Jika di negeri ini ada dua puluh partai politik, maka Arief Poyuono satu di antara orang nomor penting dalam berpartai.
Itu sebab, omongannya bisa cadas. Semisal: Demokrat ke luar saja dari Koalisi Adil Makmur. Hanya mbikin merosot Koalisi 02. Lho, piye to Mas. Katanya Pak Ketua Anda dan pasangan: menang. Cukup telak: 62 persen, eh 54 persen, ding (hihi, diralat dewe).
Misal yang kedua. Dengan gagah berani, Mas Poyuono ini menghimbau. Hoooi, teman-teman pemilih Prabowo jangan bayar pajak kepada Pemerentah hasil Pemilu 2019, ya. Percuma!
Pekak suara Mas Poyuono ini. Meski atasannya nggak njewer (tak kedengaran, sih). Namun ada saja temen separtai yang risih. Meski tidak menjawab langsung semisal Riza Patria yang meminta maaf kepada Partai Demokrat -- yang disebut Mas Poyuono sebagai pribadi. Bukan atas nama Gerindra. Dan ia tetap mendukung atasannya yang Nyapres itu.Â
Lalu ada Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno memberi saran kepada Waketum Partai Gerindra Arief Poyuono agar tidak menyampaikan pernyataan yang kontroversial. BPN meminta Poyuono berfokus saja pada perhitungan suara.
"Menurut saya, kita ini jangan terlalu banyak menyampaikan pernyataan-pernyataan yang justru tidak memberikan asumsi terhadap persoalan yang ada saat ini, persoalannya BPN saat ini adalah persoalan penghitungan suara, dan itu fokus ke situ aja nggak usah melebar ke mana-mana," juru debat BPN Saleh Partaonan Daulay saat dihubungi, Rabu (15/5/2019), Detik. News.
Ono opo?
Yo, wislah. Kalau lima tahun mendatang kita akan membuka lembaran sejarah, pasti ada catatan dan catat makhluk yang imut ini. Dengan pernyataan-pernyataannya yang imut pula. Sekian. ***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H