Mohon tunggu...
Thamrin Sonata
Thamrin Sonata Mohon Tunggu... Penulis - Wiswasta

Penulis, Pembaca, Penerbit, Penonton, dan penyuka seni-budaya. Penebar literasi.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Kompasianer Bumi Lancang Kuning ini Menulis Buku Sekolah Kehidupan

10 Februari 2019   10:30 Diperbarui: 10 Februari 2019   11:01 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Wartawan senior TEMPO Amarzan Loebis pernah menulis di Majalah Berita Mingguan itu sekian tahun lalu. Jika di kawasan Riau atau Pekan Baru disebutnya sebagai Negeri Sahibul Kitab. Kata lain, bahwa di Bumi Lancang Kuning bertaburan buku diterbitkan. Tulisan itu ditabalkan sebagai karya jurnalistik budaya terbaik Sagang Award 2002.

Dari karya Jurnalistik itulah, kemudian saya didapuk untuk terlibat membuat dokumenternya dalam bentuk audio visual. Sehingga bersinggungan dengan para sastrawan Melayu Riau, di antaranya memang sudah kenal ketika saya menjadi redaktur media pertengahan delapan puluhan di Jakarta.

Persinggungan saya dengan para penulis Riau berlanjut hingga kini. Termasuk Yuzelma yang menerbitkan baru buku Sekolah Kehidupan.  Buku Kompasianer dan buah pikir seorang pendidik yang lumayan produktif. Kendati, ia seorang guru berlatar belakang bukan bahasa: yakni bergelar Sarjana Teknologi dari SMK di Riau.

Buku "Sekolah kehidupan" ikhtisar tentang hidup adalah sekolah bagi jiwa dan raga. Dan kehidupan adalah media bagi kita untuk menarik pembelajaran agar jiwa dan raga berkembang ke arah yang lebih baik, sebut si penulis. Setuju. Sepakat.

Ini mengingat apa yang diuraikan terdiri atas tiga hal penting:
Bagian pertama : SMK sebagai sekolah bagi saya belajar
Bagian kedua: Inspirasi pendidikan karakter
Bagian ketiga: motivasi literasi.

Cukup jelas, dan berkelindan satu dengan lainnya: literasi dan karakter.  Persis dengan apa yang disebutkan teman senior dari TEMPO itu. Kalau di Bumi Lancang Kuning bertabur para penulis, tersebab literasi (kitab) membuncah di sana. Bahkan melebihi provinsi-provinsi di Pulau Jawa dalam soal penerbitan buku-buku. Betapa tidak beberapa perguruan tinggi di provinsi ini punya penerbitan yang aktif. Sadar sebagai sebuah kolam pemikiran bagi warganya.

Di buku bersampul pohon (bonsai) penulis bak mencarikan solusi terhadap setiap permasalahan yang dihadapi oleh siswa, terutama dalam hal pembentukan kepribadian siswa agar memiliki karakter religius, disiplin, tanggung jawab, jujur, berintegritas, rasa ingin tahu, kerja cerdas, cinta lingkungan dan lain-lain.

Tak ketinggalan bumbu kisah-kisah inspiratif yang dialami penulis untuk memberikan motivasi dan inspirasi kepada pembaca, sehingga dari tindakan yang sudah dilakukan memberi dampak terhadap kemajuan perkembangan siswa. Terutama karakter. Sebuah nilai yang berat dalam menghadapi perkembangan teknologi informasi kini yang menggelontor hebat: IT.

Sekolah Kehidupan, menjadi harta berharga bagi para pembelajar secara universal dalam dunia literasi. Ini untuk menjawab bahwa pembelajaran penting dalam soal membaca selaras dengan wahyu yang diterima Rasulullah Saw: Iqro. Bahwa membaca adalah amat sangat penting dalam kehidupan yang singkat. Agar manusia bisa menyiasati waktu yang merugikan makhluk berpikir jika menyia-nyiakan. Tanpa pandang bulu.

Judul               : Sekolah Kehidupan

Penulis            : Yuzelma MT. M.Si

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun