Dia tertawa. "Justru itu perlu disambeli."
"Oya?"
"Biar ada semagat. Masa setelah dua .... eh bener setelah almarhumah meniggal dua bulan lebih ya Bang?"
Aku megangguk.
"Udah boleh kok ngelirik-lirik...."
Aku garuk-garuk kepala.
"Yang gadis, juga bisa didapet Abang."
Aku terseyum.
"Kalau itu, boleh, deh...." ujarku sekenanya. Meladeni candaan khas wanita pinggiran Jakarta itu yang sudah kukenal cukup lama.
Ia menjentikkan jemarinya. Sambil setengah berbisik, "Ssst ... si Romle, tuh."
"Bukannya ...."
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!