Malam Minggu, (30/4) Cilegon panas. Rembulan belum bulat benar, samar-samar ditiban cahaya lampu-lampu di kiri-kanan jalan membentang sekira 250 meter. Namun semuanya bak disemuti manusia. Tua-muda, pria-wanita. Semua seperti keluar dari sudut-sudut Kota. Selepas Isya, pukul. 19.30 an musik mendentam-dentam.
"Inilah peserta dari paguyuban Jakarta di Cilegon Ethnic Carnival 2018 ...!"
Dari sudut kanan panggung bertulisan Cilegon Ethnic Carnival (CEC), ada kemerlip kunang-kunung beraneka warga. Membentuk tak ubahnya puteri bersayap, ketika bergerak. Mengikuti music:
 Nyok kita main ondel-ondel ...!
Musik yang rancak mampu menggoyang-gayangkan kaki atau badan lain. Â Mengiringi sang wanita cantik berjalan, berputar dan menjelajahi panggung setinggi satu meter. Setelah berdiri sebentar menatap ke depan lurus, di mana Tugu Cilegon di timur, ia menuruni panggung dengan hati-hati. Sepatu tinggi (high heel) sepuluh centimeter membuatnya ekstra hati-hati menuruni tangga kecil dilapisi karpet.
"Brentiii ....Mbak....brenti sebentar!" pinta penonton untuk mengabadikan peserta itu. Dan dilayani dengan senyum. Bergaya untuk dipotret dengan HP. Meriah. Selain dipantau dengan drone yang berkelip-kelip dengan lampu kecil sebagai penanda ada peliputan atawa pendokumentasian acara CEC Night. Ini zamannya teknologi gambar.
![Kostum Dayak yang dimodifikasi. (foto:TS)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/05/01/cileg-dayak-5ae85406bde57537880e75d4.jpg?t=o&v=770)
Panggung selebar jalan diapit Gedung DPRD dan Kantor Walikota itu dilambari karpet. Backdrop putih diberi teks Cilegon Ethnic Carnival dengan subnya Ethnic Multi Cultural in Harmony. Menandakan semua kultur di tanah air hidup dan terjaga di Bumi Baja Cilegon. Dari Betawi, Sunda, Jawa, Batak, Minahasa, Dayak, Bali, Lampung hingga Padang yang rumah makannya di Cilegon hampir 200-an tumbuh.Â
![(Dok. Pribadi)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/05/01/cil-isson-3-5ae8545ebde57513f3116353.jpg?t=o&v=770)
![(Dok. Pribadi)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/05/01/cil-isson-4-5ae8562ecf01b44e9d0dd072.jpg?t=o&v=770)
Berharap Menjadi Calender Event Nasional
CEC bagian dalam HUT Cilegon kesembilan belas kali ini dilaksanakan malam hari. Heri Mardiana, menyebut itu sebuah kesengajaan. Untuk bisa memenuhi hasrat warga Cilegon pada umumnya yang dikepung oleh suasana pabrik kimia terbesar di Indonesia. "Sekaligus, waktunya kan jadi panjang. Dan berharap acara keempat karnaval ini bisa dijadikan calendar event nasional," tandas Kepala Dinas Pariwisata Cilegon kepada penulis.