Mohon tunggu...
Thamrin Sonata
Thamrin Sonata Mohon Tunggu... Penulis - Wiswasta

Penulis, Pembaca, Penerbit, Penonton, dan penyuka seni-budaya. Penebar literasi.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Cilegon Diguncang "Ethnic Carnival Night"

1 Mei 2018   19:08 Diperbarui: 2 Mei 2018   12:00 770
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Peserta mesti berperaga dan diklik camera HP. (foto: Isson)

Malam Minggu, (30/4) Cilegon panas. Rembulan belum bulat benar, samar-samar ditiban cahaya lampu-lampu di kiri-kanan jalan membentang sekira 250 meter. Namun semuanya bak disemuti manusia. Tua-muda, pria-wanita. Semua seperti keluar dari sudut-sudut Kota. Selepas Isya, pukul. 19.30 an musik mendentam-dentam.

"Inilah peserta dari paguyuban Jakarta di Cilegon Ethnic Carnival 2018 ...!"

Dari sudut kanan panggung bertulisan Cilegon Ethnic Carnival (CEC), ada kemerlip kunang-kunung beraneka warga. Membentuk tak ubahnya puteri bersayap, ketika bergerak. Mengikuti music:

 Nyok kita main ondel-ondel ...!

Musik yang rancak mampu menggoyang-gayangkan kaki atau badan lain.  Mengiringi sang wanita cantik berjalan, berputar dan menjelajahi panggung setinggi satu meter. Setelah berdiri sebentar menatap ke depan lurus, di mana Tugu Cilegon di timur, ia menuruni panggung dengan hati-hati. Sepatu tinggi (high heel) sepuluh centimeter membuatnya ekstra hati-hati menuruni tangga kecil dilapisi karpet.

"Brentiii ....Mbak....brenti sebentar!" pinta penonton untuk mengabadikan peserta itu. Dan dilayani dengan senyum. Bergaya untuk dipotret dengan HP. Meriah. Selain dipantau dengan drone yang berkelip-kelip dengan lampu kecil sebagai penanda ada peliputan atawa pendokumentasian acara CEC Night. Ini zamannya teknologi gambar.

Kostum Dayak yang dimodifikasi. (foto:TS)
Kostum Dayak yang dimodifikasi. (foto:TS)
Berjalan hanya sekitar sepuluh meter, ia memberi salam kepada para tamu undangan. Semisal Kodim, Polres dan DPRD. Juga hadir  Perwakilan Kementrian Pariwisata Asdep Bid. Pemasaran Reg.2 Ni Komang Ayu Asiti, Kadispar Prov.Banten Eneng Nurcahyati, unsur Forkominda, Plt.Walikota Cilegon Edi Ariadi, Sekda Sari Suryati, Kadispar Cilegon Hari Mardiana sejumlah wisatawan Belanda,Pejabat Eselon II,III,IV dan tamu undangan lainnya.

Panggung selebar jalan diapit Gedung DPRD dan Kantor Walikota itu dilambari karpet. Backdrop putih diberi teks Cilegon Ethnic Carnival dengan subnya Ethnic Multi Cultural in Harmony. Menandakan semua kultur di tanah air hidup dan terjaga di Bumi Baja Cilegon. Dari Betawi, Sunda, Jawa, Batak, Minahasa, Dayak, Bali, Lampung hingga Padang yang rumah makannya di Cilegon hampir 200-an tumbuh. 

(Dok. Pribadi)
(Dok. Pribadi)
(Dok. Pribadi)
(Dok. Pribadi)
Peserta menempuh jarak yang lumayan. Dari Kantor Walikota hingga Rumah Dinas Walikota Cilegon yang persis berhadapan dengan Masjid Agung dengan empat pilarnya yang menjulang. Dan di sepanjang jalan, mereka mesti senyum walau dengan kostum berat di kepala, dan punggung. Belum alas kaki yang tinggi.

Berharap Menjadi Calender Event Nasional

CEC bagian dalam HUT Cilegon kesembilan belas kali ini dilaksanakan malam hari. Heri Mardiana, menyebut itu sebuah kesengajaan. Untuk bisa memenuhi hasrat warga Cilegon pada umumnya yang dikepung oleh suasana pabrik kimia terbesar di Indonesia. "Sekaligus, waktunya kan jadi panjang. Dan berharap acara keempat karnaval ini bisa dijadikan calendar event nasional," tandas Kepala Dinas Pariwisata Cilegon kepada penulis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun