Alexis kenapa begitu penting dalam pilgub DKI Jakarta 2017, dan setelahnya? Tentu, ini sasaran empuk bagi kubu Anies Baswedan-Sandiaga Uno. Kenapa? Karena seperti diucapkan sendiri oleh Ahok. Bahwa di lantai tujuh hotel dan tempat pijat-pijat itu adalah bagai sorga dunia.
Artinya? Anies yang kemudian memenangkan Pilgub itu mesti konsisten. Yakni menutup tempat yang bertolak belakang dengan kubu Anies-Sandi yang didukung oleh FPI dengan pentolannya Habib Rizieq. Klop.
Jadi dengan tekad baja, Alexis yang seperti berdera berkibar kalau dilihat dari tol Wiyoto Wiyono  menuju Bandara dan dari Kota Tua, malam hari per sehari penutupannya; sunyi-sepi dan gelap. Tak ada lagi ingar-bingar, apalagi bak surga yang bisa menenggelamkan segala bentuk keruwetan bagi para pencari hiburan penuh sensasi itu. Karena di sana, ada yang beraneka wanita dengan kulitnya yang tak hanya satu warna. Persis lambang yang menempel di sudut atas hotel bernama Alexis.
Alexis seperti simbol bagi kemenangan Anies-Sandi. Ketika berdekatan dengan penutupan, Â sebelum Rabu (28/3) yang disuarakan dengan suara tegap: komandonya saya, kata Anies. Takut bocor, dan gagal menutup terutama bagian "surga"nya itu, yang berkibar benderanya pada malam hari.
Namun apakah Alexis sudah gelap dan ditutup berarti segala kesenangan dunia malam terutama layanan pijat dan seterusnya itu menghilang? Â Jawabannya, sungguh bisa menyandera Anies sebagai gubernur. Artinya, ada berkali-kali lipat dunia setara Alexis hanya sepelemparan batu dari kawasan Ancol itu, yakni di Mabes (Mangga Besar) berdentum-dentum kenikmatan bagi para pemburu hiburannya. Belum di Jakarta Barat sekitar Grogol, termasuk kalau kita mencari di mesin Google. Klik saja p.i.j.a.t! Maka akan bermunculan wajah hiburan dan penyumbang pajak dari bisnis yang satu ini. Â Lengkap dengan tarip dan layanannya. Â
"Kami tak menginginkan Jakarta menjadi kota yang membiarkan praktik prostitusi," kata Gubernur DKI Jakarta Anies R. Baswedan dengan gagah.
Jelas pernyataan Gubernur yang belum enam bulan menjabat. Ia  takkan lagi membiarkan surga seperti di Alexis yang sudah ditutup. Itu persis ketika ia mempertanyakan kenapa gubernur sebelumnya tak berani menutupnya? Artinya, setelah Alexis pada 28 Maret ditutup, mestilah ia konsisten dengan meniadakan surga-surga di balik gedung dan nama panti pijat yang tersebutkan sebagai bagian dari penghasilan pajak pariwisata ibukota. Jumlah hotel dan panti pijat yang sejenis di Alexis (pijat plus plus) bila ditutup akan mengurangi pendapatan devisa dari jenis esek-esek. Â
"Saya agak heran, kan beberapa bulan lalu sudah ditutup. Kok, baru sekarang terungkap bahwa itu ternyata beroperasi dan baru mau ditutup hari ini dengan surat," kata mantan Asosiasi Hiburan Jakarta Malam Anhar Nasution kepada Tempodi Jakarta, Rabu, 28 Maret 2018. "Saya mengapresiasi dan mendukung penuh langkah Gubernur Anies menutup tempat-tempat semacam Alexis, tapi mbok ya jangan cuma satu tempat itu aja," lanjutnya.
Alexis boleh ditutup. Namun di Mabes, bisa kita temukan yang sejenis ketika hari menjelang Subuh sekalipun. Atau bahkan di emperan jalan Hayam Wuruk, bisa kita temukan "ayam-ayam" masih cekikikan dan menggoda iman bagi yang  iminnya tak kuat.
Kalau ingin ke Alexis, sementara, ya telatlah, bro. Namun di tempat lain, masih ada? Jangan disebut Jakarta nggak ada matinya untuk soal hiburan yang satu ini. Kita tunggu gebrakan Anies berikutnya, kalau berani.Â
*** Â