Cerita Minggu Pagi 25
Dago, pagi.
R duduk.
Di tangannya setengah lagi sebatang es krim. Berwarna putih yang sudah rekah bongkahan cokelat di ujung dekat tangan mungil putihnya.
“Kamu gadis dingin ....”
R menoleh. Kernyit keningnya tertahan. Ingin ia senyum. Tapi untuk apa? Meski kedatangan mendadak dia seperti tahu bulat seharga lima ratus rupiah itu sesungguhnya dinanti. Bahkan ketika sebelum es krim itu dikulum-kulum, dilama-lamakan.
Tak digesernya pantas bulatnya yang pagi ini dibungkus jeans ketat krem dengan atasan sweater hitam berleher longgar. Untuk apa memberi ruang kepada lelaki yang telah mencuri wajahku. Eh!
“Mana foto-fotoku hasil curianmu Minggu kemarin....”
“Sabar.”
“Pak Sabar tetanggaku itu lebih ganteng daripada kamu tau....”
“Oya?”