Gitaris Queen
“Tuuuun ....ayo, siap-siap!” kata Anin, 3 tahun.
Tak kuasa menampiknya. Meski badan masih berasa lelah, betis kenceng, dan punggung berat setelah sehari dan semalam nginap di Majalengka untuk mengirim buku “Fira, Haruskah Kutunggu Kau di Sorga?” di awal long weekend – menjumpai pengarangnya Didik Sedyadi. Maka, hanya bercelana pendek, saya ikuti ajakan Anin, cucu.
Ya, sebenarnya geretan ibunya, Arum, sebelum Maghrib Sabtu kemarin (7/5). Untuk ke The Big Bad Wolf, Book Sale Jakarta, sebua bazar edan-edanan soal buku yang masih menjadi barang mahal dan langka di negeri ini.
Jadilah meluncur ke BSD. Di mana, kali ini sesungguhnya sulit untuk disebut pameran buku. Karena buku-buku berserakan, menumpuk dan tebal-tebal. Plus bagus-bagus. Tentu, sesuai dengan harganya. Namanya saja buku impor, walau sudah dikorting dan tetap (bisa) mbikin kriting kantong.
Hanya satu penerbit lokal, Mizan, itu pun buku lama yang dijual di kisaran lima belas ribu rupiah di hal 10 yang malam itu cukup penuh. Walau “pameran” itu adanya seperti sebuah gudang. Saking luas dan tingginya atap tempat bazaar buku di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD City ini.
Drakula dan Buku