Mohon tunggu...
Thamrin Sonata
Thamrin Sonata Mohon Tunggu... Penulis - Wiswasta

Penulis, Pembaca, Penerbit, Penonton, dan penyuka seni-budaya. Penebar literasi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Langitnya Sama di Senja-senja Sonata

6 Februari 2016   07:46 Diperbarui: 6 Februari 2016   10:06 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Jangan entah.”

“Kenapa?”

“Kalau kau ditanyakan orang rumah.”

Tika tertawa. Sempat melihat ujung bagian atas matahari nyungsep ditelan permukaan air laut. Sehingga malam menjadi sempurna. Dengan angin menjadi pengiring nyanyian malam.

“Kita ke mana?”

“Ke mana lagi, maksudmu?”

Tika menatap Sonata. Lama. Bola mata keduanya dalam pancaran yang sama. Menembus rembang senja.  

“Bawalah daku pergi ….”

Lelaki itu menggeleng.

“Pulang kita.”

Sonata membawa Tika pulang. Masih dengan posisi yang sama. Dengan dekapan kedua lengan wanitanya. Membawa ia membawakan motor dengan tenang walau dengan kecepatan di atas rata-rata motor-motor bebek yang seperti binatang mudah dikendalikan itu. Kwek, kwek-kwek!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun