Mohon tunggu...
Thamrin Sonata
Thamrin Sonata Mohon Tunggu... Penulis - Wiswasta

Penulis, Pembaca, Penerbit, Penonton, dan penyuka seni-budaya. Penebar literasi.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Kompasianival 2015, KutuBuku dan Lompatan ke Depan

17 Desember 2015   06:54 Diperbarui: 17 Desember 2015   12:32 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Perbincangan pun mengalir. “KutuBuku ini salah satu komunitas yang bisa menyambungkan harapan Kompasiana. Menyebarkan gagasan dan sampai menerbitkan buku-buku. Dan anda masih muda, tentu sah ikut dengan temen-temen Kompasianer,” imbuh Kang Pepih kepada Peter.

Jalan Sunyi dan Merawat Keterlupaan

36 Kompasianer Merajut Indonesia adalah buku keroyokan para kompasianer pertama yang terbit (2013) ketika Kompasianival 2013 di West Mall. Hajatan itu, mirip dengan Kompasinival 2015, sama-sama di tempat yang berbaur dengan public. Bedanya, di Kompasianival 2015 ini komunitas di booth-booth di luar (ruang terbuka) dengan tenda-tenda putih. Bagi KutuBuku bukan masalah benar. Tersebab, inilah jalinan dan wadah interaksi antarkompasianer dalam satu momen. Sebab, sejak awal KutuBuku sadar, ini adalah jalan sunyi. Untuk tetap menjaga dan merawat dari lupa. Bahwa sesungguhnya buku, bisa menjadi jalinan tentang “sebuah gagasan” untuk generasi masa depan. Dan kompasianer – yang bermula sebagian dari bukan penulis sebagai profesi – akan ikut di dalamnya. Apalagi, jika kemudian membukukan gagasan dan ingatan-ingatan untuk diwariskan.

Isson Khairul (Penjaga gawang KutuBuku), Seno Gumira Ajidarma, Iskandar Zulkarnain, Taufik Uieks, dan Tjiptadinata Effendi di panggung Komunitas Kompasianival 2015. (foto: dok KutuBuku)

 

Indonesia Kita, Satu!, Refleksi 70 Tahun Indonesia, Pancasila Rumah Kita Bersama, 25 Kompasianer Wanita Merawat Indonesia adalah judul-judul buku yang ditulis oleh para kompasianer. Dan yang ikut “gila” mengambil jalan sunyi di KutuBuku. Karena perdebatan pada era digital kini, orang lebih senang yang instant. Yang biasanya masuk ke “hura-hura” dalam sebuah momen yang tampak asyik menghanyutkan. Bisa menjadi terkenal dan merasa hebat, apalagi kalau banyak yang menguntitnya. Sedangkan KutuBuku, jelas jalan sunyi. Di mana pelbagi data sudah menunjukkan. Bahwa dunia literasi masih diemohi oleh sebagian besar warga negeri ini. Satu judul buku dibaca oleh sejuta orang Indonesia, laporan UNESCO, 2013.

Lalu muncul buku dari kompasianer semisal: 38 WIB, Mandeh, Aku Pulang, Perjalanan Hati, Beranda Rasa, Penjaga Rasa, Sehangat Matahari Pagi, Guru Plus, Cara Narsis Bisa Nulis, Catatan Kecil Perjalanan PNPM, Jabal Rahmah, Rendezvous Cinta nan Abadi, Seorang Balita di Tengah Persolakan PRRI. Ya, ditulis oleh Gaganawati Stegmann, Iskandar Zulkarnain, Tjiptadinata Efendi, Roselina Tjiptadinata, Rifki Feriandi, Maria Margaretha, Taufik Uieks, Dian Kelana, Titin Sulistiawati. Semua kompasianer. Jelas menunjukkan tajinya.

Sah para kompasianer itu sebagai penulis, mengutip kata-kata Seno Gumira Ajidarma yang menjadi tamu KutuBuku di Kompasinival 2015.

Persoalannya, bagaimana merawat keberlanjutan dan menjaga kewarasan para kompasianer dalam tulis-menulis – seperti inti dari wadah blog atau media warga bernama Kompasiana ini. Ini sebuah tawaran dari KutuBuku, yang masih di Jalan Sunyi. Walau saya meyakini, tulisan-tulisan positif, akan menggeret orang yang membaca ke arah kebaikan pula. Seperti kutipan di bawah ini:

Dr. Maesaru Emoto dari Yokohama Municipal University Jepang, dalam sidang terbuka di PBB (26 Mei 2005) sempat mengguncang dunia. Bahwa air yang dibacakan atau disentuh dengan perasaan akan bereaksi secara signifikan. Di mana, menurut penelitiannya, air yang dimasukkan ke dalam lemari es bersuhu -5oC, jika air diimbuhi pesan, ungkapan, gambar, musik, foto dan tulisan akan berubah tampil berbagai macam Kristal yang menakjubkan.        

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun