Mohon tunggu...
Thamrin Sonata
Thamrin Sonata Mohon Tunggu... Penulis - Wiswasta

Penulis, Pembaca, Penerbit, Penonton, dan penyuka seni-budaya. Penebar literasi.

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

KOMPAS Mengajak Menatap Indonesia 2015

31 Desember 2014   16:38 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:06 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Judul                     : Tinjauan KOMPAS, Menatap Indonesia 2015: Antara Harapan dan Tantangan

Penulis                 : Tim Redaksi KOMPAS

Penerbit              : Penerbit Buku KOMPAS

Tebal                     : 286 halaman

Tahun                   : 2015

repro: TS

DALAM hitungan jam, kurang dari dua puluh empat jam kita akan memasuki tahun 2015. Mungkin sebagian “merayakan” dulu malam pergantian tahun. Pesta kembang api, hiburan music dan seterusnya. Walau sebagian tak peduli dengan istilah yang berkecenderungan “pesta”. Padahal, jam-jam ini ada saudara-saudara kita sedang berduka – dengan adanya musibah jatuhnya pesawat Air Asia QZ8501 di sekitar Selat Karimata, Kalimantan Tengah.

Apa yang akan ada di tahun 2015? Belum tentu. Bisa cerah bisa sebaliknya: muram. Namun jika menilik apa yang “ada” di tahun 2014 ini sedikit-banyak akan terbaca gambaran bagi negeri berpenduduk 243,5 juta jiwa. Ini seperti yang bisa dibaca dari buku Tinjauan KOMPAS Menatap Indonesia 2015 – Antara Harapan dan Tantangan. Bisa dibaca di sini, bukan soal MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) belaka – yang kerap menggedor warga negeri ini dalam menghadapinya. Hanya sebagian yang optimis. Meski sesungguhnya gagasan yang disepakati sejak tahun 2003 itu “sudah memberikan pembelajaran awal”. Artinya, sebuah persoalan yang tidak datang secara ujug-ujug, mendadak.

Pemerintahan Jokowi-JK akan lebih menggenjot kinerjanya, memasuki bulan ketiga dan seterusnya. Meski sudah ada gebrakan-gebrakan yang mendatangkan optimis – terutama – bagi yang mendukungnya. Setidaknya seperti janji Presiden Ketujuh yang berkomitmen untuk bekerja bersama pembantu-pembantunya, para menteri. Pemerintahannya akan mengalihkan anggaran Negara untuk subsidi bahan bakar minyak ke mata anggaran yang lebih produktif, janji Orang Nomor Satu di depan Kompas 100 CEO Forum, 7 November 2014.

Lalu ada sejumlah dan serenteng optimis lain. Bahwa ia akan tancap gas dalam pembenahan yang mendasar. Meski itu bukan hal mudah, mengingat peta Indonesia yang belum bisa disebut (dalam berbagai parameter sebuah Negara) terang dan mulus bagai jalan tol. Dari sini Kompas mengurai dalam tiga bagian: Ekonomi 2015 dan Pasar Tunggal ASEAN, Otonomi Daerah, dan Persaingan dan Kesiapan SDM.

Buku yang merupakan laporan jurnalistik Kompas dan peneliti Litbang Kompas (sudah diterbitkan di Harian Kompas 28 November 2014) ini cukup menggambarkan “apa yang akan terjadi” di negeri ini pada tahun 2015. Di mana persoalan ekonomi, otonomi daerah, pendidikan kesehatan, kebudayaan dan iptek bisa dibaca dalam menghadapi setahun mendatang di tahun mendatang itu. Setidaknya, bukan masalah yang ditawarkan kepada para peramal, lalu diutak-utak berdasar krenteg seseorang yang mengaku bisa membaca secara ajaib semua persoalan negeri.

Kebiasaan baik dengan adanya “data” atawa pedoman semacam ini, setidaknya menjadi sebuah persiapan orang modern dalam menghadapi persoalan bersama dalam kehidupan warganya di sebuah Negara. Dengan membaca secara bijak dan cukup rasional. Sehingga harapan, bisa dibaca untuk menghadapi “tantangan” ke depan. ***

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun