Mohon tunggu...
Thamrin Sonata
Thamrin Sonata Mohon Tunggu... Penulis - Wiswasta

Penulis, Pembaca, Penerbit, Penonton, dan penyuka seni-budaya. Penebar literasi.

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Catatan Orang-orang Senayan

4 Februari 2015   01:03 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:52 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14229613691609932232

SEBUAH pernyataan menarik. Secara tak langsung, BG membuat KIH dan KMP bersatu. Maksudnya, kubu Jokowi dan Kubu Prabowo, kalau boleh dibilang begitu, pada rukun. Yakni setelah Budi Gunawan calon Kapolri disangkakan oleh KPK dan disetujui oleh Komisi yang menangani perihal Hukum untuk “dijadikan” Kapolri oleh Presiden. Agar segera dilantik.

Berbeda dengan seratus hari anggota DPR periode ini yang awal-awalnya lumayan menyita perhatian. Terutama soal kisruh, sikap kekank-kanakan dan sejenisnya. Adanya meja ditendang, saling tuding perihal “apa saja” soal eksekutif pimpinan Jokowi. Dan bahkan para pembantu Presiden yang tergabung dalam Kabinet Kerja ini pun disentil dengan bahasa yang vulgar. “Saya ingin muntah ….”nya orang politik terhadap gaya dan gerak menteri yang blusukan meniru Jokowi. Dan seterusnya.

Ini tentang catatan para orang-orang yang dipercaya rakyat dan duduk di Senayan. Ya, catatan. Bukan sebuah tulisan pendapat apalagi analisis. Dicatatkan secara kronologis, dan bisa dijadikan dokumen. Bahwa para Wakil Rakyat selazimnya bisa bekerja lebih baik, bukan seperti kritik lirik lagu Iwan Fals yang cukup menggelitik itu. “Wakil rakyat, seharusnya merakyat/ jangan diam kalau ….”

Untunglah. Ketua DPR Setya Novanto membuat dan membacakan pantun sebagai rasa syukur atas islah KMP dan KIH, seperti dicatat di halaman 65 ini:

Geger Pemilu mendapat mandat

Partai bisa berbeda suara

DPR bersatu membela rakyat

Kerja sama untuk Indonesia

Sekali lagi, ini sebuah catatan seratus hari para Wakil Rakyat periode 2014 ini. Dicatatkan oleh pencatat M. Anang Muchtar dengan gaya kadang jenaka, menggelitik dan sesekali kritik. Meski dengan lirik dan pantun atau apa pun. Sebagai pengingat. Bahwa para wakil rakyat semestinya memberikan masukan kepada “Pemerintah” agar memilih pemimpinnya yang baik-baik. Sehingga setelah seratus hari ucapan-tindakan-gerak anggota DPR periode 2014-2019 ini konstruktif. Membawa rakyat tidak bingung. Itu, yang penting. ***

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun