Berita jelang tutup tahun 2012 diberbagai dearah berpariasi macam yang muncul kepermukaan. Salah satu berita yang mengejutkankita ketikamuncul berita bentrokan antar desa di Maluku Tengah beberapa pekan lalu. Informasinya bentrokan antara warga Desa Sepa dengan Desa Hualoy, berawal dari acara pelantikan kepala Desapada Sabtu (29/12/2012) lalu. Dalam acara tersebut, terjadi salah paham yang berujung seorang warga desa Hualoy dipukuli warga Desa Sepa. Saat hendak kembali, warga Desa Hualoy yang tidak terima aksi pemukulan, lalu menghadang rombongan warga Desa Sepa dibantu oleh warga Desa Kamarian dan terjadilah bentrokan. Akibat nya peristiwa tersebut 5 orang meninggal dunia.
Dengan meninggalnya lima warga tersebut telah mengindikasikan bahwa hanya karena salah paham mengakibatkan lima nyawa manusia menjadi kordban sia-sia. Kita sangat menyayangkan terjadinya peristiwa bentrokan tersebut. Bangsa ini yang terkenal dengan slogan rama tamahnya, tercoreng dengan tindak kekerasan yang dilakukan oleh masyarakat akhir-akhir ini. Tidak ada lagi kata musyawarah mufakat, yang ada lebih mengkedepankan emosi dan kepentingan kelompok di atas segalanya daripada kepentingan bersama. Dimana nilai-nilai Pancasila yang menjadi perekat bangsa selama ini?
Jikahanya karena salah paham lalu terjadinya bentrok. Maka jelas kejadian tersebut telah terjadi memaksakan kehendak dengan kekerasan untuk bertindak anarkhis. Seolah-olah masyarakat di negeri yang suka bentrok mungkin telah lupa bahwa makna persatuan dan kesatuan. Jangan sampai kata persatuan dan kesatuan hanya menjadi pemanis bibir saja atau hanya sekedar pepesan kosong belaka. Tidak boleh lagisikap emosionalditempatkan digarda terdepan dalam menyelesaikan persoalandan martabat manusia cenderung diabaikan.
Masyarakat jangan mudah terprovokasi dengan isu-isu yang berisi hasutan oleh orang yang tak bertanggungjawab yang memang untuk memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa ini. Kedepankan dialog dan musyawarah untuk mendapat kata sepakat dalam perselisihan.
Oleh kerananyaitu kita berharapagar masyarakat dan bangsa Indonesia harus kembali mempraktekkan bahwa manusia adalah mahluk sosial yang saling membutuhkan. Setiap orang harus lebih dewasa dalam menyikapi suatu perbedaan. Janganlah mengedepankan kekerasan untuk menyelesaikan suatu masalah. Sebab emosi tidak pernah akanmenyelesaikan masalah justru akan membuat persoalan baru.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H