Penganiayaan terhadap wartawan dan pengrusakan kamera yang terjadi di Ambon yang diduga dilakukan oleh oknum Detasemen Kavaleri (Denkav) Kodam 16 Pattimura beberapa waktu yang lalu, menjadi ramai diberitakan oleh sejumlah media massa. Menjadi ramai diberitakan karena yang menjadi korban adalah wartawan dan pelakunya adalah oknum tentara. Kejadian tersebut sesungguhnya adalah kejadian yang biasa dan lumrah terjadi yang menimpa siapa saja.
Sebab tidak dapat dipungkiri jika menyangkut pemberitaan TNI yang bersifat negatif pasti masih laris terjual dipasaran. Tapi apapun namanya tindakan melanggar hukum tidak boleh ada pembiaran dan harus diproses sesuai dengan hukum yang berlaku. Tapi jika dilihat dari sudut kronologisnyaketikaRahman dan sejumlah wartawan lainnya melihat belasan anggota Denkav Kodam 16 Pattimura mengejar pelaku pemukulan anak dari anggota denkav di kawasan Pattimura Park. Pelaku pemukulan diduga seorang anggota Brimob Polda Maluku. Lalu pengejaran itu membuat warga yang tengah berkumpul di Patimura Park panik.
Menurut hemat penulis dalam keadaan emosi yang memuncak seperti itu seharusnya pihak jurnalis menghindari pemotretan dari sikapemosi tersebut. Sebab jika api ketemu api akibatnya akan terbakar. Perlu dipahami bahwa dalam meliput berita yang paling diutamakan adalah faktorkeselamatan jurnalis dibanding dengan memburuh berita. Sebab tidak ada artinya suatu berita jika faktor keselamatan dan ketidaknyamanan pihak lain cenderung diabaikan.
Tapi patut kita apresiasi dari pihak TNI dimana atas kejadian tersebut secara terus terang meminta maaf . Permintaan maaf yang dilakukan oleh TNI sudah banyak dirilisoleh berbagai media beberapa hari terakhir ini. Rahman meskipun sudah berdamai namun kita harus hargai yang tetap memilihjalur hukumdengan melaporkan kejadian tersebut kepada Denpom 16 Patimura.
Oleh karenanya kita berharapkedepan nantinya tindakan kekerasan terhadap siapapunkedepan nantinyatidak boleh terulang lagi. Kesan masih adanya sebagiandalam masyarakat yang menjadikan media sebagi musuh adalah suatu tindakan yang keliru. Justru media harus dijadikan parner kerja dalam meliput kegiatan-kegaiatan yang sifatnya membangun dalam masyarakat. Semoga !
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H