Akhir Juni lalu, merupakan kenangan terindah saya ketika menginjakkan kaki di Lereng Merapi. Bersama kawan dari Jakarta, membawa buku bacaan bagi anak-anak di Dusun Gemer, Ngargomulyo, Dukun, Magelang untuk "Rumah Baca Komunitas Merapi". Tawa canda mereka merupakan kebahagiaan bersama. Menginap di rumah Pak Sukisno, pencetus ide perpustakaan bagi anak-anak Lereng Merapi. Hidup menumpang di rumah petani sederhana ini, membuat saya benar-benar menikmati arti kebahagian yang sesungguhnya. Kesederhanaan dan selalu bersyukur dengan apa yang ada. Mandi sepuasnya...dengan limpahnya air dari gunung. pergi ke hutan cari kayu bakar untuk memasak, sambil mencari rumput untuk ternak sapinya. Serta ke sawah dan kebunnya. Namun semua ini hanya kenangan untuk saya saat ini. Merapi meletus dan membuyarkan kenangan saya. Segera saya kontak beliau, dan masih bisa saya kirimkan susu untuk anaknya minggu lalu lewat jasa titipan cepat. Tetapi saat ini, saya hanya bisa mendoakan semoga semua saudara kita di Lereng Merapi bisa tetap hidup dan keadaan bisa kembali pulih. tapi entah kapan?. Ya, Allah...Ampunilah dosa kami semua. Ketika melihat tayangan berita di TV, sejenak kenangan indah disana hanya dalam ingatan saya. Benar-benar hidup ini tak dapat diduga. Kita manusia, hanyalah makhluk kecil tak berdaya ketika Merapi aktif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H