Mohon tunggu...
Thalita Laudza Winata
Thalita Laudza Winata Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

Thalita Laudza Winata itulah nama saya, lahir di Bogor pada tanggal 11 Januari 2000. Saya merupakan Mahasiswi Ilmu Komunikasi Jurnalistik semester tujuh di Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung. Pandai berkomunikasi, kreatif, kritis, inovatif, serta memiliki semangat dan daya juang yang tinggi itulah penggambaran diri saya. Meski, terkadang saya suka terlalu dominan. Menjadi Master of Ceremony merupakan pengalaman serta salah satu profesi saya yang luar biasa, belajar mengatur massa dan acara, serta ditambahkan dengan skill public speaking serta keberanian atas pengambilan keputusan. Selain itu, saya juga merupakan Relawan PMI Kabupaten Bogor yang terbilang aktif dari tahun 2019 hingga sekarang. Banyak hal yang dipelajari dan didapatkan dari pengabdian ini, yakni bisa terjun langsung ke tempat bencana, atau memberikan pelayanan kesehatan, menghibur, belajar dari masyarakat hingga memanusiakan manusia sebagaimana manusia harus dimanusiakan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Rendahnya Kesadaran Masyarakat Bandung terhadap Sampah

20 Desember 2022   14:10 Diperbarui: 20 Desember 2022   14:23 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Bandung- Sampah masih menjadi salah satu masalah yang cukup serius di Kota Bandung.  Hal tersebut bisa dibuktikan dari banyaknya intensitas banjir yang masih terus terjadi di Kota Bandung.  Berbagai faktor menjadi penyebab terjadinya bencana banjir ini, salah satunya ialah terkait pengelolaan sampah di Kota Bandung.

Ada sekitar 1.200 - 1.300 ton sampah yang dihasilkan Kota Bandung setiap harinya, terdiri dari jenis dua jenis sampah, yakni sampah rumah tinggal dan sampah komersial yang mana 60% nya masih didominasi oleh sampah rumah tinggal.

Dalam pengelolaanya sendiri, dibawah naungan Dinas Lingkungan Hidup, UPT Pengelolaan Sampah Kota Bandung berdasarkan Peraturan Daerah terkait pengelolaan sampah membagi dua tata cara penjemputan sampah, untuk sampah rumah tinggal biasanya akan dikelola oleh pejabat setempat seperti RT, RW atau kelurahan untuk kemudian dibawa ke TPS lalu diangkut ke TPA. Sedangkan untuk sampah komersil seperti sampah pertokoan, sekolah itu ada istilah "jemput bola" dimana sampah akan secara langsung diangkut ke TPA tanpa melalui TPS.

Dimusim penghujan seperti sekarang ini, UPT Pengelolaan Sampah Kota Bandung berfokus kepada TPS-TPS dimana saat ini sedang terjadi penumpukan sampah dikarenakan adanya kendala berupa antrian di TPA yang mengakibatkan banyaknya penumpukan sampah disekitar area TPS.

Dari banyaknya permasalahan terkait sampah UPT Pengelolaan Sampah Kota Bandung mengusung program unggulan yang diharapkan mampu menjadi jalan keluar, program-program tersebut diantaranya ialah Sekolah Kang Pisman, Bank Sampah Induk dan jasa angkut sampah besar khusus untuk warga yang berdomisili di Kota Bandung yang diadakan setiap hari Selasa dan Kamis.

Menurut Nugroho Bayu selaku Humas UPT Pengelolaan Sampah Kota Bandung yang ditemui pada 02 November 2022 lalu menyatakan bahwa karena kesadaran masyarakat yang masih rendah akan pentingnya pengelolaan sampah, program tersebut tidak terlalu memberikan pengaruh yang cukup signifikan.

"dikondisi penghujan seperti sekarang ini, sebaiknya masyarakat lebih dulu melakukan pemilahan dari rumah, dipisahkan antara sampah organik dan anorganik, cukup residu dalam artian sampah yang tidak bisa kembali diolah saja yang diserahkan, sisanya bisa dikelola mandiri atau bisa mendaftarkan diri ke bank sampah untuk disetorkan" pungkasnya

Nugroho Bayu juga menghimbau kepada seluruh warga Bandung untuk tetap menjaga kebersihan, apalagi sampah agar terhindar dari bencana Banjir pada bulan penghujan seperti sekarang. Warga Bandung juga bisa berpartisipasi dalam mengurangi sampah residu dengan cara bergabung di Bank Sampah Induk Kota Bandung yang tentunya salah satu cara mengubah sampah menjadi uang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun