iOS pasti tidak asing dengan fitur AI Siri, awal mula Siri pada 28 april 2010. iOS telah mengumumkan bahwa perangkat lunak mereka akan tersedia untuk BlackBerry dan Android, tetapi dalam upaya pengembangan semua untuk non-Apple platform dibatalkan. Siri bersifat interaktif. Saat Siri menampilkan tautan web, pengguna dapat mengetuknya untuk melihat informasi lainnya di browser web default pengguna. Saat respons pada layar dari Siri menyertakan tombol atau kontrol. pengguna dapat mengetuknya untuk mengambil tindakan lebih lanjut. Selain itu, pengguna dapat mengetuk Siri lagi untuk menanyakan satu pertanyaan lain atau memintanya melakukan tugas tambahan untuk Anda. Contoh tambahan muncul di seluruh petunjuk ini. pengguna juga dapat menemukan kemampuan Siri di iPhone dan di app dengan bertanya "What can I do here?"
 Pengguna Dengan menggunakan bantuan suara Siri dapat merespon semua yang pengguna inginkan seperti, menjalan perintah, mendapatkan informasi, melakukan panggilan telepon, memberi saran, menunjukkan rute jalan, dll. Dengan perkembangan teknologi yang menggitu pesat fitur AI Siri dapat membantu pengguna belajar, Pembelajaran Mesin (machine learning). AI juga dapat meningkatkan keterlibatan pengguna dalam konteks pendidikan. Mahasiswa yang terlibat dengan AI merasa lebih fokus, senang, dan termotivasi untuk berpartisipasi dalam kegiatan belajar. Sebagian besar responden setuju bahwa AI membantu mereka memahami materi lebih baik. iOS juga, dirancang untuk memberikan pengalaman yang lebih personal dan relevan bagi pengguna. Siri kini mampu memahami konteks percakapan dengan lebih baik, sehingga dapat memberikan respons yang lebih akurat dan sesuai dengan kebutuhan pengguna. AI Siri telah menjadi bagian integral dalam interaksi sehari-hari, terutama di kalangan pengguna iOS Apple. Dalam hal ini, AI Siri mempengaruhi cara kita berkomunikasi dan berinteraksi dengan teknologi yang pada gilirannya dapat memodifikasi bahasa dan praktik komunikasi kita, Teknologi AI seperti Siri dapat memfasilitasi penyebaran budaya global dengan lebih mudah.Â
 Namun, hal ini juga dapat mengancam identitas budaya lokal jika tidak ditangani dengan hati-hati. Contohnya, AI dapat mengadaptasi bahasa dan nada bicara yang unik dari berbagai budaya, tapi juga berpotensi melestarikan stereotype atau gagal menghargai keragaman budaya dan dampaknya terhadap nilai budaya dapat dilihat dalam beberapa aspek. Integrasi teknologi AI dalam interaksi sehari-hari, potensi kolonisasi budaya digital, evolusi tradisi dan etika digital, serta implementasi nilai-nilai budaya lokal dalam konteks edukatif semuanya berinteraksi dalam kompleksitas pengaruh AI terhadap nilai budaya. Penting untuk mengembangkan AI dengan mempertimbangkan inklusivitas dan sensitivitas budaya untuk memaximalkan manfaatnya sambil menghindari risiko negatif. Selain itu, Penggunaan AI yang berlebihan dapat mengurangi kreativitas mahasiswa. Dengan cenderung mengikuti solusi yang diberikan oleh AI, mahasiswa mungkin tidak lagi berusaha untuk berpikir di luar kotak atau mencari pendekatan inovatif terhadap masalah. Hal ini berpotensi menghambat perkembangan ide-ide baru dan orisinalitas dalam karya akademik mereka dan juga dapat menyebabkan penurunan kemampuan literasi di kalangan mahasiswa. Dengan kemudahan akses informasi yang ditawarkan oleh AI, mahasiswa mungkin lebih memilih jawaban instan daripada membaca buku atau jurnal secara mendalam.
 Selain AI Siri ada juga AI seperti perplexity. Perplexityjuga dapat membatu mahasiswa yang kebingungan mencari referensi pelajaran. Perplexity AI memberikan sejumlah dampak positif bagi mahasiswa, terutama dalam konteks pendidikan dan pembelajaran, Dengan menggunakan Perplexity AI, mahasiswa dapat meningkatkan efisiensi dalam proses pembelajaran. AI ini membantu mereka menavigasi database dan menemukan informasi yang relevan tanpa harus menyaring banyak sumber, sehingga fokus pada tugas akademis menjadi lebih mudah, menambahkan pengetahuan dan Dengan menggunakan Perplexity AI, mahasiswa dapat meningkatkan efisiensi dalam proses pembelajaran. AI ini membantu mereka menavigasi database dan menemukan informasi yang relevan tanpa harus menyaring banyak sumber, sehingga fokus pada tugas akademis menjadi lebih mudah.Â
 Namun, ada dampak negatif dari pengguna AI yaitu, dapat menurunkan minat membaca dari pelajar karena pelajar lebih memilih untuk mendapatkan jawaban cepat dari AI daripada membaca buku atau jurnal. Ketergantungan pada informasi yang disediakan oleh AI dapat mengurangi pemahaman mendalam terhadap materi pelajaran , menurunkan kretivitas pada pelajar hal ini dapat mengakibatkan kurangnya pengembangan ide-ide baru dalam tugas akademik, dan mahasiswa mungkin cenderung mengabaikan pekerjaan yang diberikan, sehingga mengurangi usaha dan disiplin dalam belajar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H