mahasiswa kelompok 87 KKNT UPN "Veteran" Jatim yang sedang melakukan kegiatan KKN di Kelurahan Menanggal, dengan mengambil kebudayaan sebagai tema desa wisata ingin berkontribusi dalam pelestarian kebudayaan batik di wilayah tersebut. Kelurahan Menanggal yang telah memiliki sanggar seni batik, mendukung potensi dalam kegiatan pembelajaran dan pengembangan batik.Â
SURABAYA - Juni 2022,Sanggar seni batik yang berlokasi di RW 03 Kelurahan Menanggal tersebut merupakan wadah bagi semua masyarakat yang tertarik ingin mempelajari batik.Â
Dengan orang-orang yang telah berkecimpung dalam dunia batik sejak lama sebagai pembimbing, belajar batik di sanggar seni batik Menanggal menjadi lebih menarik.
Keikutsertaan mahasiswa kelompok 87 KKNT UPN "Veteran" Jatim dalam upaya pelestarian batik di Menanggal dapat dilihat dari para mahasiswa yang terjun langsung untuk belajar membatik di sanggar. "Kalian harus ikut belajar juga jika ingin mengajak dan menyosialisasikan batik kepada semua orang, kalau mau belajar jangan setengah-setengah, sekalian nyemplung biar bisa sekalian" ucap Pak Mudjiono yang merupakan pembimbing sanggar saat pertemuan pertama mahasiswa KKNT dengan tokoh masyarakat Menanggal.Â
Rencana mahasiswa kelompok 87 KKNT UPN "Veteran" Jatim yang hendak mengajak lebih banyak orang untuk ikut serta dalam pelestarian batik ditanggapi positif oleh pembimbing sanggar dengan menyarankan mahasiswa untuk ikut belajar membatik sebagai langkah awal dalam kegiatan sosialisasi.
Mahasiswa kelompok 87 KKNT UPN "Veteran" Jatim berencana untuk melakukan program sosialisasi belajar membatik dikarenakan dari beberapa survei yang telah dilakukan ditemukan hasil bahwa rendahnya minat dan keikutsertaan masyarakat dalam kegiatan kesenian seperti membatik menjadi hambatan dalam upaya pelestarian batik di Menanggal.Â
Selain itu, masih banyaknya masyarakat khususnya anak-anak yang belum mengetahui adanya sarana-sarana pendukung kesenian seperti sanggar batik sebagai tempat pembelajaran. Untuk itu, mahasiswa kelompok 87 KKNT UPN "Veteran" Jatim berusaha mengenalkan serta menarik minat masyarakat khususnya anak-anak untuk mulai belajar membatik sebagai wujud keikutsertaan dalam upaya pelestarian batik.
Setelah terjun langsung dalam kegiatan belajar membatik selama kurang lebih dua minggu, mahasiswa kelompok 87 KKNT UPN "Veteran" Jatim telah mengerti dan paham langkah-langkah membuat batik tulis. Proses yang tidak mudah membuat pembuatan batik tulis memerlukan lebih banyak waktu dan kesabaran.Â
Dari kegiatan belajar tersebut juga diketahui alasan mengapa batik tulis memiliki harga jual yang mahal. Dengan menghabiskan waktu kurang lebih dua minggu untuk belajar membatik, ditemukan beberapa kesulitan dalam proses pembuatan batik tulis, antara lain susahnya menjiplak untuk memindahkan pola yang telah digambar di kertas ke kain yang akan dibatik.Â
Selain itu, pada proses mencanting juga ditemukan beberapa kendala seperti tetesan lilin yang terkena tangan karena kain langsung bersentuhan dengan tangan saat proses mencanting.
Dari berbagai hambatan yang ditemui di lapangan pada saat proses membatik, mahasiswa kelompok 87 KKNT UPN "Veteran" Jatim berusaha menciptakan inovasi agar dapat membantu memudahkan kegiatan-kegiatan tersebut. Salah satu inovasi yang dibuat oleh mahasiswa kelompok 87 KKNT UPN "Veteran" Jatim adalah meja jiplak batik.Â