Mohon tunggu...
Thalita Umaveda Al Hayya
Thalita Umaveda Al Hayya Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga-20107030053

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga NIM 20107030053

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

"Grave of The Fireflies (Hotaru No Haka)", Anime Paling Menyedihkan Sepanjang Sejarah

8 Maret 2021   16:35 Diperbarui: 8 Maret 2021   17:12 19733
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: nytimes.com

Meski anime ini dibuat pada masa 90-an, penggambaran perang dan grafik yang dihadirkan terlihat cukup ralistis. Dimana proses pengeboman atau pelemparan api dilakukan menggunakan pesawat dari atas. Sehingga sangat memungkinkan jika banyak orang akan terhujani oleh api. 

Selain itu juga ditampilkan secara jelas saat orang-orang yang meninggal pada masa perang tersebut dibakar ramai-ramai dengan mayat-mayat yang lain, termasuk ibu Seita dan Setsuko. Juga saat terdengar suara sirine yang berbunyi dengan keras, maka orang-orang akan berbondong-bondong pergi ke tempat pengungsian karena rumah dapat terbakar kapan saja.

Seita dan Setsuko meninggal dunia

Tidak semua anime atau film selalu memiliki akhir yang bahagia, terutama untuk tokoh utamanya. Pada awal scene, telah digambarkan jika Seita meninggal di stasiun setelah dihampiri oleh petugas, yang di lokasi itu juga terdapat beberapa orang  yang meninggal dunia. 

Kemudian alur berjalan mundur dan menceritakan saat masa perang sedang berlangsung. Dan saat perang itulah Setsuko meninggal setelah ia merasakan  rasa sakit di tubuhnya setiap hari.

Kehadiran kunang-kunang

Pada anime ini kunang-kunang menjadi spotlight utama. Karena dari judulnya saja Hotaru No Haka, memiliki arti kuburan kunang-kunang. Saat mereka berdua tinggal di dalam gua, setiap malam mereka menangkap kunang-kunang dan dimasukkan ke dalam gua sebagai cahaya tambahan. 

Saat Setsuko meninggal, Seita terlihat berbaring di tanah lapang sembari melihat kunang-kunang yang bertebangan. Juga dalam adegan terakhir saat Seita dan Setsuko telah berada di 'alam lain' mereka terlihat duduk bersama dengan dikelilingi kunang-kunang. Dalam artian, jika kunang-kunang selalu menemani perjalanan mereka.

Dalam anime Grave of the Fireflies tentunya memiliki banyak pesan moral yang terkandung. Contohnya seperti sikap kemanusiaan yang seharusnya dimiliki oleh setiap manusia, namun saat perang terjadi semua orang seakan bisu dan tuli. Mereka hanya peduli terhadap dirinya atau anggota keluarganya sendiri. Hal tersebut sepatutnya tidak perlu kita tiru karena sejatinya manusia adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lain, dan tanpa memandang apakah orang tersebut merupakan orang yang kita kenal atau tidak.

Selanjutnya adalah rasa persaudaraan dan kasih sayang yang sangat kuat. Di sini Seita dan Setsuko saling menguatkan satu sama lain demi bertahan hidup. Rasa cinta Seita kepada adiknya juga membuatnya memilih untuk tidak melanjutkan hidupnya setelah Setsuko meninggal dunia. Dan begitu pula dengan Setsuko, begitu cintanya ia dengan keluarganya, anak se-kecil itu mampu membersihkan gua sendiri, membuat 'makam' untuk ibunya dan juga memilih untuk tinggal bersama dengan kakaknya di gua daripada tinggal bersama bibinya.

Sebenarnya masih banyak lagi pesan moral yang dapat kita ambil. Namun pesan yang paling menonjol disini adalah "cinta memang bukan segalanya, namun cinta dapat menjadikanmu alasan untuk berjuang mempertahankan hidup". Anime ini masih sangat worth it apabila kamu ingin menontonnya. Eits, jangan lupa siapkan tisu yang banyak ya!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun