Lingkungan kerja merupakan tempat dimana kita merealisasikan sesuatu yang telah kita tekuni, meskipun diluar sana masih banyak orang yang mencari kerja tidak sesuai passion dikarenakan masalah ekonomi maupun hal lainnya. Selain sebagai tempat mencari nafkah, lingkungan kerja juga memberikan relasi baru baik negatif maupun positif.Â
Menurut ahli, yang menjadi masalah adalah ketika dua lawan jenis saling mengeluh atau "curhat" mengenai struggle mereka masing-masing. Karena itulah yang pada akhirnya menghancurkan hubungan seseorang jika mereka sudah memiliki pasangan dan lebih memilih bercerita kepada orang lain karena menganggap lebih relate.Â
Seperti hal nya yang terjadi kepada salah satu barista di kota P di Provinsi Sumatera, berselingkuh dengan rekan kerjanya yang bekerja sebagai waiters. Padahal, wanita yang dipilih menjadi selingkuhannya pun jauh di bawah pasangannya sendiri.Â
Lantas mengapa demikian? apakah semua lelaki yang berselingkuh mempunyai penglihatan yang buruk? atau memang tipe mereka yang rendahan? Namun lebih rendah lagi jika perempuan selingkuhan tersebut sudah tau lelaki tersebut sudah mempunyai pasangan dan sudah menjalani hubungan bertahun-tahun tapi lebih memilih menutup mata dan mau dijadikan simpanan, sungguh miris.Â
Kita semua pasti sering melihat jika lelaki berselingkuh maka dapat dipastikan jika selingkuhannya bisa disebut "jelek". Apalagi jika pasangan yang diselingkuhi adalah orang yang selalu ada untuknya bahkan di titik terendah, serta menerima segala kekurangannya.Â
Sulit untuk diterima akal sehat, namun itulah faktanya. Lelaki lebih menyukai wanita rendahan untuk dijadikan selingkuhannya. Lalu bagaimana dengan orang yang diselingkuhi? tentu saja orang yang diselingkuhi akan terus-terusan membawa luka yang sama kemanapun mereka pergi. Rasa trauma yang ditimbulkan akan mempengaruhi banyak hal entah itu sulit untuk percaya kepada orang baru, merasa dirinya ada yang kurang dan menyalahkan dirinya sendiri.Â
Semoga saya, anda dan orang-orang yang pernah merasakan sakitnya diselingkuhi bisa segera sembuh.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H