Konflik antara zionis dengan hamas tampaknya makin memanas, terlebih saat tentara Israel membunuh 6000 warga sipil termasuk bayi dan anak-anak dalam kurun waktu satu bulan. Hal tersebut membuat publik kesal sehingga publik mendesak petinggi negara untuk segera menyuarakan gencatan senjata dilakukan. Setelah negosiasi panjang akhirnya Israel menyetujui untuk dilakukannya gencatan senjata dengan memberi syarat hanya 4 hari. Namun, apakah Israel benar-benar memenuhi janjinya selama gencatan senjata berlangsung?
Adapun isi kesepakatan saat gencatan senjata berlangsung ialah membebaskan sandera, menerima masuknya bantuan bahan makanan dan medis lalu yang terpenting ialah menghentikan aksi penyerangan selama 4 hari. Namun, fakta menyedihkan terjadi. Baru sehari gencatan senjata dilakukan, tentara Israel rupanya tetap menembaki warga sipil Palestina yang berusaha untuk Kembali ke Gaza setelah menjadi pengungsi. Setelah kejadian itu, Pasukan Israel segera menyebar kabar bahwa pengungsi Palestina Dilarang Kembali ke Gaza.
Dikutip dari jurnalis Gaza Al Jazeera (25/11/2023), tentara Israel beralasan bahwa mereka menembaki para pengungsi Palestina tersebut dikarenakan itu merupakan zona pertempuran. Dari data yang ada terlapor dua warga sipil Palestina yang meninggal dunia akibat luka tembak yang dilepaskan oleh tentara zionis saat gencatan senjata berlangsung dan 11 warga lainnya luka-luka. Pihak Israel pun mengklarifikasi lewat juru bicara militernya, Avicay Adraee bahwa pergerakan penduduk hanya boleh dari utara ke Selatan, sesuai apa yang tertulis dalam kesepakatan.
Adinda Thalia Selsa Bila 07041382126165
Kelas A Palembang
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H