Malang-Surabaya, Sabtu 26 Februari 2011 Walaupun Sabtu pagi Malang sudah disambut dengan mendung dan gerimis, tapi sama sekali tidak menyurutkan niat saya untuk menonton pertandingan final putra Bulutangkis Djarum Superliga di Surabaya. Dan menariknya, perjalanan Malang-Surabaya kali ini berbeda dari biasanya karena akan ditempuh dengan kereta. Yay!!! Akhirnyaaaa beneran naik kereta :D Dan Allah memang sutradara paling TOP BGT dah. Karena jarang berkesempatan naik kereta, sekalinya ngerasain, saya diberi-Nya pengalaman yang lengkap. Mulai dari berdiri hingga beberapa stasiun, lalu duduk dengan beralaskan koran hingga beneran dapet tempat duduk. And well,,,, ternyata naik kereta tidak seburuk yang saya bayangkan :) Jam 9.30 saya baru nyampe DBL Arena Sby dan langsung menuju ticket box. Dan ternyata tiketnya berlaku untuk semua pertandingan hari itu. Jadi rencana awal untuk jalan2 dulu di Sby sambil menunggu pertandingan utama batal tal tal. Walaupun perebutan posisi ke-3 antara Tangkas Alfamart vs PB Djarum Kudus sudah mulai dari jam 8, tapi saya masih sempat nonton pertandingan Simon Santoso Vs Andre Kurniawan Tedjono, Nayaka/Gideon vs Ahsan/Thea, dan Trisnanto vs Shesar. Walaupun akhirnya dimenangkan Djarum Kudus, tapi lumayan puas dengan permainan atlet-atlet Tangkas Alfamart. Sekitar 15 Menit Kemudian... Ini dia pertandingan yang ditunggu2, perebutan posisi juara antara SGS PLN Bandung dan tuan rumah sekaligus juara bertahan Jayaraya Suryanaga Surabaya. DBL Arena yang awalnya sepi jadi penuh sesak dengan penonton yang 99,9 adalah pendukung tuan rumah. Lagi2 saya menjadi pendukung minoritas. Kalau di perebutan posisi ketiga saya pendukung minoritas Tangkas Alfamart, pada pertandingan puncak saya pendukung minoritas SGS PLN. Hya iyalah, kan ada Aa Taufik Hidayat :D Pertandingan pertama antara Lee Chong Wei (SGS PLN) Vs Chan Yan Kit (Suryanaga). Lho, kok pemain asing semua? ini karena kebijakan baru yang memperbolehkan klub mendatangkan pemain asing untuk memperkuat timnya. Pertandingan berjalan seruuuuuu dan dimenangkan 2 set langsung oleh Lee Chong Wei, seperti yang saya harapkan. Walaupun menikmati pertandingan pertama ini, sepanjang pertandingan terjadi perang batin hebat dalam diri saya (Lebaynya kumat.hihihi). Tapi bener lho, secara saya tu benciiii banget sama pemain bulutangkis Malaysia, gag pernah suka sama yang namanya Lee Chong Wei, karena musuh bebuyutannya Taufik Hidayat. tapi saya malah datang dan ngedukung dia. "Eh, dia tu LEE CHONG WEI, musuh bebuyutannya Taufik!!" begitu treak batin saya yang cepat-cepat dibantah sendiri: "Tapi kan musuh di lapangan, di luar itu mereka sahabatan kok. Lagian sekarang kan satu klub sama Taufik". "Dia tuh pemain Malaysia, MA-LAY-SIA!!! tapi, "Chong Weiiii!!!!!", begitu treak saya diantara pendukung Suryanaga dan mencoba fokus pada pertandingan di lapangan :D Pertandingan ke-2 adalah ganda putra antara Hendry Kurniawan/Chayut Tryachart (SGS) vs Alvent Yulianto/Tri Kusharyanto (Suryanaga). Alven/Trikus memang terlihat lebih kompak di sini dan smash mereka juga mantap dan sulit dikembalikan pemain SGS. Walaupun Alvent sempat cedera di set kedua tapi dia masih bisa memenangkan pertandingan ini dan menyamakan skor menjadi 1-1. Daaaaan,, ini dia pertandingan yang saya tunggu2, tunggal putra kedua antara Taufik Hidayat dan Fauzi Adnan. Pertandingan yang paling seru dan memakan ati karena, entah mengapa pendukung Suryanaga, menurut saya, tidak suka dengan Taufik. Sejak pemain masih melakukan pemanasan, pendukung Suryanaga sudah bertreak-treak, "Ayo Jiiii, HABISIIIIN" dan hampir disepanjang pertandingan mereka berhuuuuuu ria kalau Taufik yang memukul bola. Sebeeeelllll sebel sebel. Kenapa se mereka segitunya ma Taufik? sependengaran saya, gag ada tuh pendukung SGS yang berhuuuu ria pada pemain suryanaga :( Set kedua poin Taufik selalu tertinggal, dukungan terhadap Fauzi semakin menggema dan saya semakin tak tenang. Sayup-sayup saya bertreak bersama satu-dua pendukung Taufik di depan saya, TAUFIIIIK TAUFIIIKKKK!! TAUFIK BISAAAAA!! Dan Alhamdulillah Taufik memenangkan set ke-2 ini dengan skor 23-21. Satu hal yang saya syukuri di sini adalah bahwa ini pertandingan bulu tangkis. Kalau ini pertandingan sepak bola mungkin saya tidak akan berani bersuara karena takut dihajar bonek :D Menyinggung soal bonek, ada yang menarik pada pertandingan final Djarum Superliga Badminton ini. Sudah rahasia umum bahwa bonek dan aremania belum bisa benar-benar berjalan beriringan, tapi di DBL Arena, saya mendengar arek-arek Suroboyo menyanyikan lagu salam satu jiwa milik arema untuk mendukung atlet kesayangan mereka :) Ok, lanjut ke pertandingan ke-4 yaitu ganda putra antara Hendra AG/Flandy Limpele (SGS) dan Rian Agung Saputra/Tri Kusuma Wardhana (Suryanaga) dan lagi-lagi ganda putranya dimenangkan Suryanaga. Skor menjadi 2-2 sehingga partai tunggal putra ke-3 harus dimainkan untuk menentukan siapa juaranya. Partai terakhir ini adalah Tommy Sugiarto (SGS) vs Alrie Guna Dharma (Suryanaga) dan kali ini saya lagi-lagi harus berdamai dengan masa lalu saya. Ya, saya dulu tidak suka Tommy Sugiarto karena dia tiba-tiba bergabung dengan pelatnas padahal prestasinya masih nihil kalau dibandingkan dengan atlet-atlet lain yang waktu itu malah tidak dipanggil bergabung di pelatnas, seperti Dyonisius Hayom Rumbaka dan Andre Kurniawan Tedjono. Ketidaksukaan saya ini bertambah kerena selama bergabung di pelatnas, Tommy tak kunjung menunjukkan prestasinya. Gosip yang mengatakan bahwa Tommy masuk pelatnas hanya karena dia adalah putra mantan pemain bulutangkis Icuk Sugiarto pun semakin santer terdengar. Sebenarnya kesempatan berhenti tidak menyukai Tommy itu ada saat Tommy mengundurkan diri dari Pelatnas pada Juni 2010 karena alasan ingin melanjutkan sekolah sambil tetap bermain bulutangkis yang tidak bisa dilakukannya jika tetap bergabung di pelatnas. Semenjak saat itu pula Tommy menunjukkan peningkatan prestasinya, November lalu Tommy menjuarai Malaysia International Challenge di Sabah dan pada turnamen-turnamen lainnya, Tommy beberapa kali mampu memberikan perlawanan ketat saat bertemu pemain unggulan, termasuk Lee Chong Wei dan Lin Dan. Walaupun begitu, saya tidak serta-merta suka pada Tommy. Baru di DBL Arena Sby lah ketidaksukaan itu hilang tak berbekas. Bahkan, saya berkali-kali meneriakkan namanya untuk memberinya semangat agar memenangkan pertandingan dan membawa SGS PLN Bandung juara. Alhamdulillah pertandingan terakhir ini dimenangkan Tommy dengan skor telak 21-3 dan 21-12. Di sini Tommy bermain sangat rapi dan berhasil mendikte Alrie di sepanjang pertandingan. Terima kasih Lee Chong Wei, Taufik Hidayat dan Tommy Sugiarto dan selamat buat SGS PLN Bandung!! :) [caption id="attachment_91480" align="alignnone" width="640" caption="SGS PLN Bandung Juaraaaa!!!"][/caption]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H