Kesehatan mental merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia, karena kesehatan mental memengaruhi bagaimana seseorang berpikir, merasakan, dan bertindak dalam kehidupan sehari-hari. Tanpa kesehatan mental, seseorang tidak dapat melakukan aktivitas sehari-harinya dengan baik, dipenuhi pikiran dan perasaan negatif, hingga kehilangan produktivitas. Oleh karena itu, edukasi mengenai pentingnya kesehatan mental perlu dibangun sejak dini untuk menumbuhkan kesadaran anak untuk menjaga kesehatan mentalnya, agar terhindar dari gangguan psikologis dan dapat mengatasi stres dalam kehidupan sehari-harinya, khususnya di masa pandemi ini. Edukasi mengenai pentingnya menjaga kesehatan mental pada anak-anak kemudian menjadi sebuah urgensi, karena anak-anak merupakan salah satu yang terdampak dalam pandemi ini. Perubahan tersebut mencakup perubahan dalam pembelajaran maupun hal-hal lain, yang dapat berpengaruh pada kesehatan mental anak.
Hal tersebut membuat Anindhita, mahasiswa psikologi Undip, berinisiatif untuk melakukan edukasi kepada ibu sebagai orangtua/wali dari siswa di PAUD Asa Mulia, sebuah PAUD yang berlokasi di RT 02 RW 08 Kelurahan Srondol Kulon., sebagai bagian dari program kerja Kuliah Kerja Nyata (KKN). Program kerja tersebut ia usung setelah mengetahui bahwa anak-anak merupakan salah satu kelompok rentan yang terdampak kesehatan mentalnya akibat beberapa hal, seperti perubahan metode belajar, pembatasan sosial, dan lain sebagainya. Selain itu, banyak juga orangtua yang belum memahami bagaimana menjaga kesehatan mental buah hati mereka.
Edukasi tersebut ia lakukan melalui buku saku berjudul "Aku dan Emosiku". Hal tersebut dipilih oleh Anindhita karena mengenalkan anak terhadap emosi-emosi yang dirasakan merupakan langkah awal yang bisa ditempuh untuk menjaga kesehatan mentalnya. Â Emosi merupakan perasaan intens yang ditujukan kepada seseorang atau sesuatu. Emosi menjadi penting untuk dikenali agar tercipta kesadaran terhadap apa yang dirinya rasakan, serta agar emosi tersebut nantinya tidak terpendam dan memicu masalah kesehatan mental. Oleh karenanya, penting bagi anak untuk mengenali emosi yang dirasakannya.
Selain emosi, buku saku tersebut juga memuat aktivitas-aktivitas menyenangkan bagi anak seperti memasangkan, mewarnai, serta cerita mengenai kesehatan mental yang diharapkan dapat membantu anak untuk stay at home tanpa merasa bosan dan jenuh. Hal tersebut pun ditanggapi secara positif oleh kalangan ibu ketika menerima buku saku ini. Ibu Susan, orangtua dari salah satu siswa PAUD Asa Mulia, mengungkapkan bahwa buku saku tersebut dirasa bermanfaat bagi anaknya karena selama ini edukasi mengenai kesehatan mental bagi anak cenderung minim, bahkan hampir tidak ada. Respon senada pun juga dilontarkan oleh ibu-ibu lain, di mana buku tersebut dapat membantu anaknya untuk mengenali emosi dan menjaga kesehatan mental. Para ibu pun berharap kedepannya terdapat edukasi lebih lanjut mengenai kesehatan mental anak, untuk menciptakan generasi yang lebih sehat mental.
Penulis: Anindhita Parasdyapawitra A
DPL: Dr. Hardjum Muharam, S.E., M.E
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H