Mohon tunggu...
Healthy

Bisakah Darah Keluar dari Pembuluh Darah?

24 November 2017   20:14 Diperbarui: 25 November 2017   21:57 2148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selamat berjumpa kembali pembaca kompasiana. Dalam artikel saya yang keempat ini saya akan membahas tentang salah satu jenis darah yang terdapat dalam tubuh kita yaitu Sel Darah Putih atau Leukosit.

Leukosit adalah komponen darah yang berfungsi untuk melindungi tubuh terhadap benda asing, virus, dan bakteri. Jumlah normal leukosit dalam darah manusia sekitar 5.000-10.000 sel/mm3. Leukosit diproduksi di sumsum tulang merah dan juga sumsum tulang kuning dan hanya bertahan satu hari dalam sirkulasi darah. Leukosit lebih banyak beraktivitas di dalam jaringan bukan dalam pembuluh darah dan dalam jaringan leukosit mampu bertahan beberapa hari hingga beberapa bulan tergantung jenis leukositnya.

Leukosit memiliki beberapa sifat yaitu

  • Diapedesis, yaitu mampu menembus keluar dari membran kapiler darah menuju ke jaringan
  • Bergerak amoeboid, yaitu mampu bergerak seperti Amoebasehingga dapat bertambah panjang sampai tiga kali panjang sel awal dalam satu menit
  • Kemotaksis yaitu leukosit mampu bergerak mendekati atau menjauhi jaringan yang melepaskan zat kimia tertentu
  • Fagositosis, yaitu mampu menelan mikroorganisme, benda asing,dan sel darah merah yang sudah tua atau rusak

Jenis leukosit dibagi menjadi dua berdasarkan ada tidaknya granula dalam sitoplasma

  1. Granulosit yaitu leukosit yang memiliki granula dalam sitoplasma. Dibedakan menjadi tiga yaitu :
    • Neutrofil, penyusun 50-60% leukosit dan berhubungan dengan pertahanan tubuh terhadap infeksi bakteri serta proses peradangan kecil lainnya, serta biasanya juga yang memberikan tanggapan pertama terhadap infeksi bakteri; aktivitas dan matinya neutrofil dalam jumlah yang banyak menyebabkan adanya nanah.
    • Eosinofil, penyusun 1-3% leukosit dan berhubungan dengan infeksi parasit, dengan demikian meningkatnya eosinofil menandakan banyaknya parasit.
    • Basofil, penyusun <1% leukosit dan bertanggung jawab untuk memberi reaksi alergi dan antigen dengan jalan mengeluarkan histamin kimia yang menyebabkan peradangan.
  1. Agranuler yaitu leukosit yang tidak memiliki granula dalam sitoplasma. Dibedakan menjadi dua yaitu :
  • Limfosit yang terdiri dari Limfosit B dan Limfosit T dan menyusun 30% dari leukosit. Limfosit B berperan dalam penghasil antibodi dan Limfosit T berperan dalam menekan antigen dengan mengnonaktifkan sel.
  • Monosit yang menyusun 3-8% leukosit dan berperan sebagai fagosit kuat dan setelah keluar dari sirkulasi darah disebut makrofag

Setelah mengetahui secara cukup detail mengenai Leukosit kita akan membahas lebih dalam tentang sifat leukosit yaitu Diapedesis.

Diapedesis adalah kemampuan leukosit untuk menembus keluar dari membran kapiler darah menuju jaringan. Diapedesis terjadi karena adanya rangsang dari jaringan yang terinfeksi.

inflamasi-5a19843651699555cd1b4b63.jpg
inflamasi-5a19843651699555cd1b4b63.jpg
Misalnya saat tubuh kita terluka, bakteri dengan mudah menginfeksi jaringan tubuh kita yang terluka dan membuat monosit meninggalkan pembuluh darah menuju jaringan yang terinfeksi dan mengeluarkan sitokin atau protein yang merangsang sel endotelium pembuluh darah membentuk selektin yang menarik neutrofil menempel pada dinding sel endotelium, pergerakan neutrofil dalam pembuluh darah menjadi melambat dan menyebabkan pembentukan integrin yang merangsang pembentukan reseptor integrin pada sel endotelium pembuluh darah dan menyebabkan neutrofil menempel pada dinding sel endotelium pembuluh darah. 

Jaringan yang terinfeksi selain merangsang makrofag atau monosit juga mempengaruhi sel tiang dalam jaringan ikat untuk memproduksi histamin yang menyebabkan meningkatnya permeabilitas darah sehingga menyebabkan meluasnya hubungan antar sel endotelium pembuluh darah sehingga neutrofil dapat keluar dari pembuluh darah menuju ke jaringan yang terinfeksi dan melakukan fagositosis untuk memfagosit atau memakan bakteri-bakteri patogen yang terdapat pada jaringan yang terinfeksi biasanya ditandai dengan adanya nanah pada luka.

Sebagian orang meyakini bahwa hanya leukosit agranuler saja yang mampu melakukan diapedesis namun ada juga sebagian orang yang percaya bahwa leukosit granuler juga melakukan diapedesis. Saya meyakini bahwa leukosit granuler juga melakukan diapedesis. Mengapa ?

1. Sel leukosit Granuler yang terdiri dari Neutrofil, Eosinofil, dan Basofil dalam uraian tentang diapedesis diatas menunjukan bahwa sel leukosit Neutrofil juga melakukan diapedesis yang melalui proses seperti pembentukan selektin yang menyebabkan terbentuknya integrin, integrin yang merangsang pembentukan reseptor integrin pada endotelium pembuluh darah sehingga neutrofil mampu keluar lewat celah sel endotelium membuktikan bahwa leukosit granuler juga melakukan diapedesis.

2. Dalam sel leukosit agranuler yang terdiri dari monosit dan limfosit, Monosit dalam kehidupannya selalu keluar dari pembuluh darah dan melakukan diapedesis dan berubah menjadi makrofag bagi yang menetap di jaringan ikat, mikroglia bagi yang menetap dalam jaringan saraf, dendritik pada jaringan kulit dan kuper pada jaringan hati. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun