Mohon tunggu...
Healthy

Bahaya Obat Anti Inflamasi Bagi Otot

23 Oktober 2017   22:33 Diperbarui: 24 Oktober 2017   20:05 6863
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hasil gambar untuk nsaid


Bagi pembaca yang melakukan aktifitas pembentukan otot apakah pernah merasakan bahwa otot tidak kunjung membesar padahal sudah belatih setiap hari ? Pernahkah anda meminum obat obatan anti inflamasi saat tubuh anda terasa nyeri setelah melakukan berbagai aktifitas pembentukan otot ? Mungkin hal ini adalah salah satu penyebabnya

Inflamasi atau radang adalah respon utama sistem kekebalan tubuh terhadap infeksi dan iritasi. Inflamasi ini distimulasi oleh faktor kimia seperti histamin, bradikinin, serotonin, leukotrien, dan prostaglandin yang dilepaskan oleh sel yang berperan sebagai mediator radang di dalam sistem kekebalan tubu untuk melindungi jaringan disekitar penyebaran infeksi.

Apabila kita terkilir bagian yang terkilir akan mengirim rangsang tidak mengenakan atau noxius stimulus yang menyebabkan gangguan membran sel dan menghasilkkan enzim fosfolipid yang akan menghasilkan asam arakidonat. Asam arakidonat ini menghasilkan enzim lipooksigenase yang menghasilkan leukotrien yang menyebabkan vasokontriksi dan brokokonstriksi dan enzim siklooksigenase (COX) yang menghasilkan prostaglandin (COX-2) yang merupakan mediator inflamasi dan nyeri serta menyebabkan vasodilatasi dan edema serta Tromboxan (COX-1) yang dapat menyebabkan penggumpalan platelet darah.

Untuk mengurangi rasa sakit yang digunakan kita sering meminum obat anti inflamasi yang bersifat pereda nyeri atau painkiller. Obat anti inflamasi memiliki dua macam yaitu ada yang bersifat non-steroid dan steroid.

Obat anti inflamasi non-steroid atau NSAID (non steroidal anti-inflammatory drugs) adalah obat yang biasa digunakan untuk mengurangi rasa sakit saat ada peradangan pada sendi, keseleo, sakit saat menstruasi, sakit pasca operasi, sakit kepala, dan rasa sakit lainnya. Contoh dari obat anti inflamasi yang biasa kita jumpai adalah parasetamol, aspirin, dan ibuprofen. Obat anti inflamasi juga berfungsi sebagai pengurang peradangan seperti pada radang sendi rematik. Obat anti inflamasi juga ada yang berfungsi sebagai penurun panas seperti pada obat ibuprofen. Dan dosis rendah obat anti inflamasi aspirin juga berfungsi sebagai pencegahan pada penggumpalan darah yang dapat menyebabkan serangan jantung dan stroke.

Mekanisme kerja dari obat anti inflamasi non steroid ini fokus pada penghambatan isoenzim COX-1 (cyclooxygenase-1) dan COX-2 (cyclooxygenase-2). Enzim cyclooxygenase ini memiliki peran dalam mendorong proses pembentukan prostaglandin dan tromboksan dari asam arakidonat. Untuk Anda ketahui prostaglandin merupakan molekul penting dalam proses pembawaan pesan trauma menuju sensor otak dan saraf pada proses inflamasi (radang).Biasanya bersamaan dengan inflamasi atau peradangan, akan muncul demam dalam berbagai skala. Demam ini adalah reaksi alami tubuh terhadap peningkatan kerja sistem imunitas dalam melawan peradangan. Pada dasarnya ini adalah reaksi adaptasi karena proses kinerja imunitas yang meningkat akan mendorong peningkatan atau induksi suhu tubuh. Obat NSAID akan bekerja dengan cara memengaruhi hipotalamus dalam merespon sinyal dari interleukin dalam menginduksi suhu tubuh. Ini juga berkaitan dengan fungsi NSAID dalam menekan produksi prostaglandin. Biasanya cara yang dilakukan untuk menjalankan fungsi anti piretik adalah dengan mendorong aliran darah menuju perifer dan memicu tubuh berkeringat untuk mengadaptasi suhu tubuh tinggi kembali turun.

 

Obat anti inflamasi juga ada yang bergolongan steroid. Obat ini merupakan anti inflamasi yang dangat kuat karena obat-obatan ini menghambat enzim phospolipase A2 sehingga tidak akan terbentuk asam arakidonat, dengan tidak terbentuknya asam arakidonat maka prostaglandin (COX-2) juga tidak akan terbentuk. Senyawa steroid adalah senyawa golongan lipid yang memiliki struktur kimia tertentu yang memiliki tiga cincin sikloheksana dan satu cincin siklopentana yang dihasilkan secara alami oleh korteks adrenal tubuh yang dikenal dengan senyawa kortikosteroid. Kortikosteroid sendiri berdasarkan aktifitasnya dibedakan menjadi glukotiroid dan mineralokortikoid. Glukokortikoid memiliki peranan dalam metabolisme glukosa (kortisol atau hidrokortisol) sedangkan meineralokortikoid memiliki fungsi retensi garam. Dalam masyarakat obat-obatan ini sudah banyak dijual bebas contohnya antara lain deksametason, prednison, dan betametason. Kortikosteroid bekerja dengan mempengaruhi kecepatan sintesis protein. Obat anti inflamasi steroid dapat menyebabkan terhambatnya ATP sehingga pertumbuhan otot dapat terhambat.

Setiap obat anti inflamasi memiliki susunan isi yang berbeda namun dengan fungsi yang sama yaitu menghambat isoenzim cyclooxygenase. Obat anti inflamasi harus digunakan dengan dosis seminimal mungkin dan dalam waktu yang sesingkat mungkin agar dapat berfungsi secara efektif.

Bagi orang yang menderita sakit ringan pereda sakit yang biasa digunakan adalah parasetamol karena parasetamol memiliki lebih sedikit efek samping dibanding obat anti inflamasi lainnya namun bagi penderita sakit yang lebih serius dapat digunakan obat anti inflamasi dengan kandungan yang lebih kuat. Pada beberapa kasus seperti pada radang sendi obat anti inflamasi dapat digunakan dalam jangka panjang dengan anjuran dokter karena rasa sakit yang ditimbulkan akibat peradangan pada sendi berkurang dan pasien dapat menggerakan sendinya yang sakit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun