Mohon tunggu...
Sayyidah ThaliaAdenia
Sayyidah ThaliaAdenia Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kesehatan Mental pada Remaja

10 Juni 2023   23:06 Diperbarui: 10 Juni 2023   23:22 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Bagi orang dewasa mungkin berpikiran bahwa masa remaja adalah masa dimana seseorang memiliki kebebasan dan tidak memiliki kekhawatiran di dunia. Sedangkan menurut fakta, dalam delapan bulan pertama pandemi, anak-anak di kalangan usia 12 hingga 17 tahun meningkat sebesar 31 persen pada kesehatan mental. Gangguan kesehatan mental semakin sering terjadi pada remaja apalagi semenjak wabah Covid-19.  Menurut data dari Aliansi Nasional Penyakit Mental (NAMI) bahwa sebagian besar kondisi kesehatan mental sekitar 75 persen rata-rata dimulai pada usia 24 tahun. Namun, setengah dari penyakit mental dimulai pada usia 14 tahun yang mana usia tersebut merupakan usia beranjak remaja. Penting untuk orang tua untuk mewaspadai potensi gangguan kesehatan mental pada anak mereka.

Terdapat lima kondisi umum kesehatan mental yang terjadi di kalangan remaja diantaranya gangguan kecemasan, depresi, Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD), gangguan makan, dan penyalahgunaan obat. Gangguan kecemasan adalah gangguan kesehatan mental yang paling umum di kalangan remaja saat ini. Organisasi Kesehatan Dunia melaporkan bahwa empat persen anak usia 10-14 tahun, dan lima persen anak usia 15-19 tahun mengalami gangguan kecemasan. Kebanyakan orang mengalami gejala gangguan kecemasan sebelum usia 21 tahun. Umumnya gangguan kecemasan dicirikan oleh ketakutan atau kekhawatiran yang terus-menerus dan berlebihan dalam situasi yang tidak mengancam.


Depresi merupakan gangguan kesehatan mental kedua yang paling umum pada remaja, mempengaruhi tiga persen dari usia 15 sampai 19 tahun secara global. Depresi adalah gangguan yang melibatkan periode perubahan mood negatif, proses berpikir, dan motivasi yang berulang dan parah. Remaja dan dewasa muda yang berjuang melawan depresi sering kali merasa putus asa, kesepian, dan kekurangan energi atau motivasi. Depresi dapat memengaruhi kehadiran di sekolah, hubungan, dan kinerja umum remaja. Terutama dalam beberapa tahun terakhir karena COVID-19, penarikan sosial dapat membuat isolasi dan memperburuk gejala depresi pada remaja.


Selanjutnya, Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) sangat umum di kalangan remaja, dan biasanya diidentifikasi lebih awal karena efek kondisi ini pada pembelajaran dan perilaku. ADHD memengaruhi kemampuan anak untuk belajar dan seringkali membutuhkan kreativitas di lingkungan kelas dan rumah. Menurut National Alliance on Mental Illness, gangguan makan "jauh lebih umum" selama masa remaja dan memasuki usia awal 20-an. Sementara anak perempuan lebih mungkin terkena gangguan makan, biasanya anak laki-laki sering kali tidak terdiagnosis. Ada berbagai jenis gangguan makan, beberapa yang paling umum adalah anoreksia nervosa, bulimia nervosa, dan gangguan pesta makan. Karena gangguan makan melibatkan perilaku makan yang tidak normal, gangguan tersebut disertai dengan risiko kekurangan nutrisi, obesitas, dan kematian dini, meskipun hal ini berbeda-beda tergantung gangguan spesifiknya.


Masa remaja merupakan periode dalam pengambilan risiko, dan seringkali remaja mencoba narkoba dan alkohol untuk pertama kalinya. Hal ini banyak membuat remaja menjadi kecanduan obat-obatan atau alkohol dan mengembangkan gangguan penggunaan zat. Gejala gangguan penggunaan zat juga bisa tumpang tindih dengan gangguan kesehatan mental lainnya. Penting bagi orang tua untuk mengetahui bahwa penggunaan narkoba dan gangguan kesehatan mental seperti depresi dan kecemasan sering terjadi bersamaan. Jika di sekitar kita terdapat remaja yang sedang terkena kondisi yang disebutkan seperti diatas, sangat dianjurkan untuk menemukan seorang profesional untuk membantu. Kondisi kesehatan mental yang tidak diobati dapat menyebabkan peningkatan risiko bunuh diri, kecanduan zat, kekerasan, perilaku tidak aman, dan penyakit mental yang memburuk hingga dewasa.


Daftar Pustaka
National Alliance on Mental Illness. (2021). Mental Health Conditions | NAMI: National Alliance on Mental Illness. Nami.org. https://www.nami.org/About-Mental-Illness/Mental-Health-Conditions

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun