Hai, apa kabar? Ga nyangka ya aku udah mau dua tahun sama kamu. Terima kasih sudah menemani masa paling kelam yang pernah aku lalui. Jika biasanya sebelum tidur aku berterima kasih pada diri sendiri karena telah sejauh ini, spesial untuk malam ini aku ingin menambah daftar itu untukmu.
Aku ingat sekali, dua tahun yang lalu, awal kenaikan kelas XI, malam itu malam paling berkesan bagiku dan keluarga. Setelah satu tahun sebelumnya yang penuh derita, kecewa, air mata, bahkan hampir tidak percaya adanya rahmat Allah, kami sekeluarga pelan-pelan bangkit. Tapi ternyata ujian Allah masih berlanjut. Ketika kami sudah mulai bangkit, ayah jatuh pailit.
Mungkin kalau hanya pailit ayahku masih bisa berusaha mencari jalan keluar karena banyak rekan kerja yang baik padanya. Tapi ternyata keluargaku terlalu berhusnudzon kepada Allah. Hari itu selain bangkrut, ayah juga kehilangan kepercayaan dari semua orang akibat fitnah dari orang jahat. Hehehe rasanya dunia begitu sulit untuk dihadapi esok hari.
Tapi aku masih berhusnudzon. Aku yakin besok pasti baik-baik saja karena kawanku banyak. Sekali lagi aku ditampar keadaan. Semua kawan menjauh. Alasan mereka apa aku bahkan tak tahu. Tapi pada akhirnya aku tahu, mereka malu berteman denganku karena bentuk tubuhku yang jauh dari kata bagus. Mereka berteman hanya perlu akan otakku.
Satu minggu aku jalani hari dengan meraba. Sulit rasanya beradaptasi dengan semua ini yang serba tiba-tiba. Sampai entah bagaimana caranya, tiba-tiba saja kawanku, saudariku, Yuliawanti Dewi memberikan tawaran untuk bergabung dengan grup menulis artikel. Dia bilang setiap tulisan akan dibayar sebanyak jumlah katanya.
Rasanya duniaku berhenti. Uang. Lama sekali aku tidak mengenal dan bersentuhan dengan uang selain dua ribu perak ongkos naik metromini. Saat itu tanpa pikir panjang aku mengiyakan tawaran dari Mbak Yul untuk bergabung dengan AndreTron. Beberapa hari kuhabiskan untuk menerima training dari dia. Dalam pikiranku hanya satu, uang.
Singkat cerita, akhirnya aku bergabung dengan jasa penulis artikel di bawah kepemimpinan seorang pria bernama Andreas Natawijaya. Nantinya, dari sinilah beberapa warna itu muncul kembali di kehidupanku. Akhirnya aku bisa memaknai hidup dengan lebih baik lagi. Aku bisa bersyukur lebih banyak lagi.
Hari yang dinanti oleh setiap pekerja datang. Hari gajian. Aroma uang menguar dimana-mana. Aku ingat betul uang yang kuterima pertama kali sebesar 56.000 rupiah. Saat itu aku merasa menjadi perempuan paling kaya karena bisa mentransfer rekening orang tua sebesar itu. Aku bangga, aku terharu, aku semakin semangat untuk menjemput lembar demi lembar berikutnya.
Dulu, uang sejumlah itu bisa dengan mudah aku dapatkan. Ayahku kontraktor, uang 50.000 seolah tidak ada artinya, bahkan itu uang jajanku sehari-hari. Tapi kini, untuk membelanjakan 1000 perak saja batin dan otakku harus berperang terlebih dahulu. Ternyata benar, roda kehidupan itu berputar. Hahaha.
Setelah jalan beberapa bulan, uang yang kuperoleh sedikit demi sedikit terkumpul, aku semakin rajin menulis. Rasanya tidak boleh ada satupun waktu yang terlewat selain untuk menulis. Kalian tahu akan akiu apakan uang yang sudah terkumpul itu? Benar, sekali lagi aku bodoh. Uang itu aku bawa ke sekolah, aku belanjakan teman-temanku. Di pikiranku, ada satu teman dengan bentuk tubuh yang lebih jelek dariku bisa banyak kawan karena sering mentraktir. Jadi aku berencana menerapkan hal itu.
Dugaanku benar, kawan sekelasku kembali menjadi temanku sampai pada akhirnya aku sadar sekali lagi aku dimanfaatkan hahahaha. Titik balik yang aku rasakan adalah ketika terjadi beberapa masalah internal AndreTron. Sebut aku jahat, tapi aku bersyukur masalah itu datang, karena akhirnya aku punya kesempatan dekat dengan pak Andre dan mendengar langsung bagaimana sepak terjang berdirinya AndreTron.