REVOLUSI DALAM AKSI MASSA (DATUK TAN MALAKA)
Tetiba saya teringat salah satu buku tulisan Tan Malaka yaitu Aksi Massa yang didalamnya memuat sub tema Revolusi yang dibahas berulang-ulang. Revolusi selalu jadi bagian utama dalam Aksi Massa, Tan Malaka tidak melepaskan fokusnya pada gerakan Revolusi. Tan seorang Revolusioner sejati, bukunya dari penjara ke penjara menandakan upaya kuatnya menghasilkan Revolusi dan perubahan skala besar dalam banyak hal utamanya menyangkut bangsa Indonesia. Tan bukan hanya Revolusioner yang membawa ide-ide marxis, leninis, atau komunis sosialis di Indonesia. Semangat perjuangan kemerdekaannya dituangkan dengan banyak gagasan dan ide yang seringkali terasa asing dan sangsi bagi bangsa yang kapitalismenya masih muda.
Tan lebih dulu menawarkan proposal konsep republik ditengah kemelut identitas dan sistem bernegara yang tidak stabil. Kebingungan memilih sistem presidensial atau Parlementer, gonta-ganti kabinet, rolling perdana menteri dan seterusnya. Instabilitas politik itu tidak menghalangi Tan menyediakan solusi terbaik bagi persoalan disintegrasi bangsa misalnya. Bangsa yang mau meniti jalannya perlahan, menerka mana arah bernegara, menyusun konstitusi sesuai kebutuhan bangsa. Revolusioner sejati menurutnya akan mati-matian memperjuangkan nilai dibanding individu. Percontohan seorang Revolusioner yang ikut andil di tiap agenda Revolusi.
Tan Malaka menerangkan Revolusi pada awal bahasan "Dia adalah akibat tertentu dan tak terhindarkan yang
timbul dari pertentangan kelas yang kian hari kian tajam", pada hal ini Tan secara spesifik menyinggung berbagai kelas yang meruncingkan perbedaan dan kesenjangan sosial-Juga atau ekonomi. Konteks pasca kemerdekaan yang digunakan Tan ternyata tidak larut oleh waktu sampai hari ini, kita menyaksikan fenomena golongan kelas atas (Elite Politik, Oligark), menengah (Pengusaha, penghasilan terjamin) dan bawah (Miskin, papa, buruh) semaunya menguat-Beriringan dengan kekuasaan yang menjorok vertikal. Lalu bagaimana Tan merumuskan sebab musabab sebuah Revolusi terbentuk? Pada poin 5 Bab VIII: Bangsa Indonesia dari hari ke hari semakin bertambah kerevolusionerannya dan tak "mengenal damai". Tan mengira kata Revolusi-yang menurutnya tidak istimewa itu dipupuk kian kuat berdasarkan kesamaan nasib. Pengusikan kedamaian bernegara, maksiat Konstitusi, pelemahan Demokrasi, Korupsi Massif dan problem substantif Negara lainnya yang memaksa massa mengeraskan suara menjauh dari kata "Damai".
Revolusi tambahnya bukan sesuatu yang lahir secepat kilat, perkakas Revolusi diantaranya lembaga/organisasi masyarakat. Pikiran Tan atas Revolusi didasari kesadaran realis, perbedaan Negara yang mengalami Revolusi oleh kaum Revolusioner membuat Tan berkonklusi kontekstual.Revolusi Tan adalah Revolusi Substantif, Tujuan Politik dan Ekonomi memanfaatkan perkakas Politik dan Ekonomi. Begitu gagahnya Tan menyiapkan siaga Revolusi. Namun Tan tidak mengalami bencana Konstitusi yang hari ini terjadi. Bencana domestik kontemporer Indonesia. Namun Substansi Revolusi yang diajarkan Tan akan abadi dan mendekap tiap-tiap massa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H