Setiap tanggal 28 Oktober Bangsa Indonesia memperingati sejarah kebangkitan anak anak muda Indonesia yang ingin bersama sama, bersatu dan terbebas dari penjajahan. Tanggal 28 Oktober 1928 silam, para pemuda dari berbagai suka bangsa etnis yang ada di Indonesia berikrar bersama untuk  bertanah air, berbangsa dan berbahasa satu - Indonesia.
Sebagaimana biasanya, peringatan Sumpah Pemuda menjadi tradisi dan ritual tahunan yang diperingati tidak hanya oleh organisasi kepemudaan, namun juga oleh berbagai elemen lain seperti instansi pemerintahan dan swasta. Padahal kalau kita mau berpikri ulang, esensi dari sumpah pemuda ini adalah kebangkitan para pemuda untuk bergerak terlepas dari belenggu penjajahan menuju bangsa yang mandiri bukan sekedar seremonial upacara bendera belaka.
Momen Sumpah Pemuda tahun 2022 adalah momen yang spesial dan penuh arti karena kali ini momentum sumpah pemuda mengingatkan kita untuk siap menghadapi tantangan global yang tidak ringan. Tahun ini, berbagai ancaman menyertai perkembangan dunia yaitu ancaman krisis energi, pangan dan keamanan yang sudah berlarut larut seperti invasi Rusia ke Ukraina yang belum menjunjukkan tanda tanda akan berakhir.
Tantangan dunia semakin komplek di tahun tahun mendatang. Lembaga Moneter Internasional (IMF) telah menegaskan prospek gelap ekonomi global  yang disebabkan oleh pandemi Covid19 yang masih bekum usai dan malah kini ditemukan varian baru yang lebih mematikan dari sebelumnya. Hal itu ditambah guncangan politik Rusia ke Ukraina dan lainnya. IMF sendiri bahkan tidak berani mematok angka optimis dan hanya berani memproyeksi pertumbuhan ekonomi hanya akan tumbuh diangka 2,7 sampai 2,9 persen.
Berkaitan dengan perayaan Sumpah Pemuda, rasanya perlu kita semua untuk menjaga ketahanan ekonomi negara kita dengan sebaik baiknya. Saya mencermati beberapa harapan yang disampaikan oleh Gubernur Sumatera Barat periode 2010-2020 silam, Prof. Dr. Irwan Prayitno, M.Sc yang mengatakan bahwa untuk membuat para pemuda Indonesia mampu bersaing dan bertahan di tengah krisis adalah dengan bersama sama kuat dan memelihara persatuan serta identitas bangsa. Identitas kita sebagai bangsa Indonesia yang memiliki nilai-nilai luhur sebagai orang timur.
Normatif ?, tentu saja banyak yang berpendapat demikian, namun faktanya di lapangan justru semangat kebersamaan itulah yang membuat kita bertahan. Sumatera Barat dan Indonesia tentunya sudah menunjukkan semangat kebersaamaan dan identitas itu sebagai modal besar dalam berjuang melawan dashyatnya Covid19 tahun 2020 dan 2021 silam.
Semangat tinggi dan nilai nilai luhur itulah yang harus dimiliki oleh pemuda untuk dapat menjadikan mereka sebagai agent of change dan penyambung lidah antara masyarakat dengan pemerintah dalam menyampaikan aspirasi masyarakat. Pemuda menjadi tulang punggung masyarakat dan dunia dalam menghadapi beratnya tantangan krisis yang semakin keras.
Melihat kenyataan yang terjadi saat ini, tantangan dunia kepemudaan adalah mempertahankan identitas bangsa dan melawan pengaruh teknologi yang kian canggih. Pemuda kini tidak lagi harus ikut perang melawan bangsa asing yang berniat menginvasi bangsa kita, namun melawan kiuatnya pengaruh negatif teknologi dan perkembangan zaman.
Hal ini tentunya tidak mudah, namun juga tidaklah terlalu sulit. Oleh karena itu, pemuda harus bersama sama dalam satu kesatuan masyarakat untuk menghadapi tantangan ini dari lingkungan terkecil yaitu keluarga. Munculnya internet dan berbagai macam eksesnya harus dihadapi bersama agar moral generasi muda pada saat ini tidak terjerumus dalam kerusakan nan membahayakan bangsa.
Untuk itu, para pemuda sekarang sangatlah dituntut untuk terus berbenah dan memperbaiki diri serat bersama pihak lain saling bersinergi menghadapi situasi dunia yang kian tak menentu.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H