Mohon tunggu...
Nevi Zuairina
Nevi Zuairina Mohon Tunggu... Politisi - Anggota DPR RI Fraksi Partai Keadilan Sejahtera

Anggota Komisi V DPR RI Periode 2019 - 2024 Fraksi Partai Keadilan Sejahtera Daerah Pemilihan Sumatera Barat II

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

ADZKIA dan Tanggungjawab Ikut Serta Mencerdaskan Kehidupan Bangsa

6 Oktober 2021   07:59 Diperbarui: 14 Oktober 2021   16:02 446
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tepat pada tanggal 30 September 2021 silam, Sekolah Tinggi Ilmu Keguruan dan Pendidikan ADZKIA Sumatera Barat resmi berganti menjadi Universitas ADZKIA Sumatera Barat berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia dengan Nomor 410/e/0/2021. Penyerahan SK tersebut dilakukan secara virtual oleh Menteri Nadiem Makarim kepada Ketua STKIP Adzkia, Alfadhlani.

Tentu saja hal ini menjadi hal yang sangat penting dalam perjalanan sebuah upaya dari ADZKIA yang tadinya hanya berupa sebuah lembaga bimbingan belajar bagi siswa sekolah menengah atas untuk mempersiapkan diri menapaki perguruan tinggi. Seiring perkembangan waktu dan minat siswa untuk belajar dan menimpa ilmu di ADZKIA, perkembangan itu disikapi pengelola yayasan dengan mendirikan STKIP ADZKIA dengan mengedepankan tiga progam studi pada awal berdirinya.

Kini Yayasan ADZKIA Sumbar telah melenggkapi persyaratan untuk menjadi sebuah universitas dan dinyatakan memenuhi syarat. Universitas ADZKIA kemudian tercatat sebagai perguruan tinggi ke lima belas yang ada di Sumbar dan siap bersaing serta menjalankan fungsi dan tanggung jawab ikut serta mencerdaskan kehidupan bangsa.

Ditunjuk sebagai Rektor Pertama universitas tersebut adalah Prof. Dr. H Irwan Prayitno, M.Sc Datuak Rajo Bandaro Basa yang selama ini dikenal sebagai politisi dan terakhir mengabdikan diri sebagai Gubernur Sumetara Barat selama dua periode (2010-2015 dan 2016 -2021). Irwan tidak hanya dikenal sebagai politisi yang pernah malang melintang di Gedung Parlemen Senayan Jakarta sebagai Ketua Komisi VIII (1999 - 2004) dan Ketua Komisi X (2004- 2009).  Ia juga adalah psikolog dan guru besar serta konsultan manajemen SDM di berbagai perusahaan terkemuka.

Tentu saja banyak hal yang ingin dituliskan tentang perjalanan Irwan Prayitno sebagai pendiri ADZKIA dan pendidik dikampus yang didirikannya itu serta selama sepuluh tahun menjabat sebagai Gubernur Sumatera Barat. Di tangan Irwan-lah berbagai kegiatan dan keberhasilan ADZKIA diraih. Pada awalnya hanyalah sebuah lembaga bimbingan belajar dan sekaligus konsultasi psikologi bagi siswa yang ingin melanjutkan pendidikan ke universitas terkemuka melalui Sistim Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) pada rentang waktu tahun 90-an. Namun seperti yang dituliskan diawal, ADZKIA berubah dan berkembang pesat hingga menjadi Sekolah Tinggi dan kini beralih peran dan prediket menjadi universitas.

Pada rentang waktu sejak tahun 1988 hingga tahun 2021, ADZKIA telah mampu bertransformasi dan mengikuti perkembangan zaman dengan baik. Tentu tidak mudah ditengah perubahan demi perubahan yang terjadi, namun perjalanan itu telah memberi pelajaran dan pengalaman berharga bagi segenap Civitas Akademika ADZKIA untuk terus berjuang mewujudkan cita cita dan tanggung jawab sebagai komponen bangsa.

Irwan memang tidak sendiri, ia dibantu oleh banyak nama nama besar dan telah teruji sebagai pendidik. Bahkan beberapa pengajar telah menyelesaikan pendidikan Magsiter dan Doktoral. Tentu sebuah keniscayaan jika kelak ADZKIA akan mampu bersaing dengan berbagai perguruan tinggi lain di Sumbar menjadi yang terbaik.

Pada saat dikukuhkan sebagai Rektor ADZKIA, Irwan menganalogikan dirinya sebagai "Ayam yang kembali ke kandang". Dapat dipahami hal itu karena sudah lama Irwan berkiprah sebagai pengajar di beberapa kampus di Jakarta dan daerah lain. Maka ketika ia menyebut kalimat "kembali ke kandang" maka tepatlah kiranya ia memang telah pulang kembali ke rumah yang didirikan dan dibesarkannya sebelum menjadi politisi dan kepala daerah.

Keinginan untuk mengabdikan diri sebagai pendidikan di kampus sudah lama dipendamnya. Bahkan diniatkan semasa masih aktif sebagai Gubernur Sumatera Barat yang memimpin Sumbar selama sepuluh tahun. Irwan juga tercatat sebagai Guru Besar Psikologi di Universitas Negeri Padang (UNP) terhitung dikukuhkan oleh Rektor UNP Prof. Dr. H. Ganefri, M.Pd pada Februari 2021 silam.

Kini dengan prediket sebagai Rektor ADZKIA, Irwan menyandang beban baru yang tentu juga tidak mudah. Ia bertanggung jawab menakhkodai sebuah universitas baru. Ia harus membawa bayi tersebut menjadi dewasa dan diperhitungkan. Memang tidak mudah untuk mewujudkan hal itu. Namun melihat rekam jejak Irwan rasanya hal itu akan mampu ia lalui. Bukankah pada saat menjadi Gubernur, beban berat pasca musibah gempa bumi dashyat tahun 2009 sudah mampu ia sandang dan tuntaskan.

Kita semua tahu musibah gempa tahun 2009 silam tersebut tidak hanya merubah arah pembangunan Sumatera Barat, namun juga merubah paradigma dan cara hidup masyarakat. Irwan pada waktu itu harus berusaha keras mengembalikan mental masyarakat yang trauma karena gempa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun