Mohon tunggu...
Tevi Maura Khoirunnisa
Tevi Maura Khoirunnisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah Mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Konsep Mutu Menurut Philip B. Crosby

1 April 2024   18:56 Diperbarui: 1 April 2024   19:04 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Philip B. Crosby  atau biasa terkenal dengan panggilan Crosby adalah seorang pengusaha dan penulis Amerika yang berkontribusi pada teori manajemen dan praktik manajemen mutu. Beliau mengprakarsai konsep Zero Defects di Martin Company dan dikenal sebagai pionir dalam pendekatan manajemen mutu. Selain memprakarsai konsep Zero Defect,beliau juga menciptakan konsep-konsep lain yang berkaitan dengan manajemen mutu,berikut adalah beberapa konsep yang diterangkan oleh Crosby :

1.  Konsep Quality Is Free

Crosby mendefinisikan mutu sebagai kesesuaian dengan persyaratan atau keunggulan yang diinginkan. Konsep ini adalah komitmen untuk selalu sukses dan menghilangkan kegagalan. Crosby yakin bahwa kerja tanpa salah adalah hal yang sangat mungkin.

2. Konsep Zero Defects

Konsep ini adalah gagasan tanpa cacat yang kontroversial. Crosby bersama para guru secara ekstra berupaya bahwa tanpa cacat dapat diwujudkan, walaupun sangat sulit.

Selain konsep Quality is Free dan Zero Defects, Crosby juga mempunyai langkah-langkah untuk mencapai mutu,diantaranya yakni :


1. Komitmen manajemen (Management Commitment)
2. Tim Peningkatan Mutu (Quality Improvement Team)
3. Pengukuran Mutu (Quality Measurement)
4. Mengukur Biaya Mutu (The Cost Of Quality)
5. Membangun Kesadaran Mutu (Quality Awareness)
6. Kegiatan Perbaikan (Corrective Action)
7. Perencanaan tanpa cacat (Zero Deffects Planning)
8. Menekankan Perlunya Pelatihan Pengawas (Supervisor Training)
9. Menyelenggarakan Hari Tanpa Cacat (Zero Defects Day)
10. Penghapusan Sebab Kesalahan (Error Cause Removal)
11. Pengakuan (Recognition)
12. Mendirikan Dewan-dewan Mutu (Quality Councils)
13. Lakukan Lagi (Do It Over Again)

Dalam hal ini, Crosby juga mnerapkan pendekatan Top Down. Crosby menganggap mutu adalah kesesuaian terhadap persyaratan atau keunggulan yang diinginkan. Pendekatan top-down yang digunakan oleh Crosby menganggap bahwa mutu adalah hasil dari suatu proses, dan jika proses tersebut berjalan baik, efektif, dan efisien, maka terbuka peluang yang sangat besar memperoleh hasil pendidikan yang bermutu.

Dengan pendekatan top-down, Crosby menganggap bahwa mutu pendidikan bukan sesuatu yang terjadi dengan sendirinya, tetapi hasil dari suatu proses pendidikan. Jika proses pendidikan berjalan baik, efektif, dan efisien, maka terbuka peluang yang sangat besar memperoleh hasil pendidikan yang bermutu.

Konsep mutu menurut Crosby dapat diterangkan melalui beberapa konsep yang sangat menarik dan kontroversial, seperti Konsep "Quality Is Free" dan "Zero Defects". Dengan langkah-langkah yang disebutkan di atas, Crosby menganggap bahwa mutu dapat dicapai dengan komitmen manajemen, tim peningkatan mutu, pengukuran mutu, dan beberapa langkah lainnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun