Pertemuan beberapa oknum NU dengan Presiden Zionis israel,Izak Herzog menuai berbagai kutukan dari  masyarakat Indonesia,karena apa yang dianggap oleh beberapa oknum sebagai kebijakan justru dianggap tindakan bodoh yang kontra produktif oleh pemerintah dan bangsa Indonesia yang didalam pembukaan Undang Undang Dasar 1945 dengan sangat jelas tercantum bahwa NKRI(Negara Kesatuan Republik Indonesia )anti penjajahan .Padahal  beberapa oknum NU itu kononya terpelajar karenanya mustahil tidak mengetahui posisi Indonesia terkait masalah genosida yang dilakukan Zionis Israel dijalur Gaza dan tepi barat Palestina.
Kelima oknum NU tersebut adalah Gus Syukron Makmun,Zainul Maarif,Munawir Aziz,Izza Annafisah Dania ,yang salah seorang diantaranya mengaku sebagai dosen disebuah Universitas NU .Dalam akun Insfagram Zenmaarif yang diduga milik Zainul Maarif salah seorang oknum NU yang bertemu dengan Presiden Zionis Israel Isak Herzog itu mengatakan bahwa "Saya bukan demontran melainkan filsuf agamawan alih-alih demontrasi dijalanan dan melakukan pembeikotan saya lebih suka berdiskusi dan mengungkap gagasan".
Selain aktif sebagai dosen disebuah universitas NU ia juga salah seorang dari lembaga Bahtsul Masaail PBNU .Zainul Maarif juga sebagai pengurus pusat warisan Ibrahim untuk perdamaian .Warisan Ibrahim itu disebut juga "Rahim Koalisi antara Yahudi ,Muslim dan kaum Bani Nuh di Indonesia".
Rupanya Rahim itu pernah mengutus delegasi untuk bertemu dengan Duta Besar Zionis israel di Singapore tahun 2023.Delegasi Rahim ke Singapore waktu itu dipimpin oleh Leo Agustianus Yuwono yang dilenggkapi oleh beberapa anggota delegasinya yakni:KH.Mukti Ali Qusyairi,KH.Zinul Maarif,KH.Asnawi Ridwan,KH.Roland Gunawan dan Yohannes Elias.
Warisan Rahim di bantu oleh anggota Steering Committee Elisheva Stroos untuk mengatur pertemuan tersebut dengan Dubes Zionis Israel di Singapore Eli Vered Hazan bersama Fridman dari Israeli Deputy Chief Of Mission Hila Rose.
Menurut Jewish Virtual Library ,bahwa meskipun tidak memiliki diplomatik antara Indonesia dengan Zionis Israel,namun banyak pejabat Indonesia justru bersahabat dengan Zionis israel .Pada tahun 1993 PM.Yizzak Rabin mengunjungi Indonesia bertemu dengan Presiden KH.Abdurahman Wahid(Gus Dur),dan tahun berikutnya 1994 dan tahun 1997 Presiden KH.Abdurahman Wahid mengunjungi Zionis israel sebagaimana dilansir The Diplomat.
Apa yang dilakukan oleh beberapa oknum NU tidak bisa dipungkiri telah menentang UUD 1945 yang anti penjajahan juga membangkang terhadap politik luar negeri Indonesia yang selalu konsisten menentang penjajahan yang dilakukan Zionis Israel terhadap Palestina.
Indonesia mngutuk keras genosida yang dilancarkan Zionis Israel di jalur Gaza dan tepi barat Palestina.,karenanya beberapa kali Zionis Israel menolak Menlu Indonesia Retno Masudi memasuki wilayah pendudukan Zionis Israel tersebut ,tetapi ada oknum NU yang bertemu dengan Presiden Zionis israel ketika rezim penjajah Palestina  tersebut dikucilkan oleh komunitas internasional  karena genosidanya di Palestina.
Oleh sebab itu beberapa oknum NU tersebut mestinya diperiksa oleh pihak berwajib karena telah menentang UUD 1945 serta melawan politik luar negeri Indonesia.
Demikian pula Yahya Chalil Tsaquf yang kini Ketua PBNU)pada tahun 2018 mengunjungi Zionis israel yang berdalih juga sebagai kunjungan pribadi tidak menyeret-nyeret nama NU meskipun dia juga oknum NU sebagaimana alasan kunjungan kelima oknum NU yang bertemu Isak Herzog tersebut.
Propaganda Zionis israel tampaknya sudah lama merasuk ke jantung  Indonesia,Zionis Israel sudah berhasil merasuk jauh kedalam sendi-sendi organisasi muslim Indonesia yang kononnya juga sudah merambah oknum MUI serta terdapat kantor perwakilannya di Mesjid Istiqlal. Benarkah demikian ? Kita melihat dan menunggu bagaimana tindakan pemerintah Indonesia selanjutnya terhadap oknum NU yang dengan terang-terangan melanggar pembukaan UUD 1945Â