Mohon tunggu...
Teungku nurdin
Teungku nurdin Mohon Tunggu... -

sebagai pengamat masalah sosial,yang masih berwawasan sempit,makanya suka membaca danmenulis untuk memperluas wawasan sehingga berguina bagi masyarakat pada umumnya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Hubungan Tiongkok-Jepang Memanas, Beberapa Kapal Tiongkok Mendekati Kawasan Sengketa di Laut China Timur

3 Oktober 2012   15:32 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:18 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menurut laporan dari Tokyo,bahwa beberapa kapal angkatan laut Tiongkok mendekati kepulauan berbatu Sankeku yang oleh Tiongkok disebutnya Diaoyu hari Rabu,03 Oktober 2012.Ketiga kapal Tiongkok tersebut terus mendekati kawasan kepaulaunn sengketa itu,meskipun beberapa kapal pengawal pantai negari Sakura Jepang memberikan beberapa kali  peringatan agar menjauhi kawasan tersebut.

Memang akhir-akhir ini konflik antara Tiongkok dan Jepang terkait kepulauan Senkaku atau Diaoyu itu cenderung meningkat,sebagaiman halnya persengketaan kedua negara raksasa ekonomi dunia itu dengan Taiwan beberapa hari yang lalu.Pada waktu itu beberapa kapal pengawal pantai Jepang bentrok dengan beberapa kapal pengawal pantai Taiwan di kepulauan tersebut,namun bentrokan itu terjadi dengan saling menyernag dengan meriam air satu sama lainnya.

Terkait sengketanya dengan Jepang,Tiongkok bahkan sempat mengadakan patrolinya dengan kapal -kapal perangnya ke  kawasan tersebut seiring gagalnya  perundingan  yang  di  langsungkan antara kedua pejabat tinggi  pemeritahan  kedua negara. Kemudian terjadi aksi  anti  Jepang di Tiongkok,  terutama ketika ribuan warga  rejim komunis terbesar dunia itu dalam  prosesi memperingati perangnya melawan Jepang .

Baik Jepang maupun Tiongkok  terus mengadakan patrolinya di seputar kepulauan itu,sehingga semakin bertambah panasnya kawasan laut China Timur yang bisa mendorong meningkatnya ketegangan di seluruh kawasan sengketa lainnya di laut China selatan.Kawasan tersebut memang  di klaim oleh beberapa negara ASEAN,Rusia,Tiongkok,Jepang,Korea  Selatan,Taiwan dan Korea Utara.

Bahkan Jepang kononnya sudah membeli kepualauan Sankeku itu dari sebuah perusahaan swasta ,yang tetap tidak diakui keabsahannya oleh Tiongkok.Dalam  menanggapi pembelian  Jepang  terhadap pulau sengketa itu,Tiongkok menuding Jepang telah mencurinya  padahal jelas wilayah itu merupakan wilayah tidak terpisahkan dari Beijing.

Ketegangan cenderung meningkat,meskipun AS sudah mencoba meredamnya.Menlu AS,Hillary Clinton mengatakan,bahwa supaya semua pihak yang terlibat sengketa di kawasan tersebut bisa menahani diri,serta bisa mengentaskan berbagai masalah itu secara damai.Namun demikian pangkalan militer AS terus saja juga meningkat ,  menyusul akan di bangunnya  pangkalan militer penangkis rudal di Jepang ,  serta pangkalan militer lainnya di  Philipina,Sinagpura,Darwin hingga kepulauan Cocos sekitar 1000 kilometer selatan Pulau Jawa.Bahakan menurut informasi terakhir,AS akan menempatkan pesawat tanpa awaknya di kepulauan itu.

Bersamaan dengan meningkatnya ketegangan di perairan yang membentang dari kepulauan Schalin, dan Paracel  Spratley ,Senkoku(Diaoyu)sampai perairan  Laut  China selatan   sehingga   menyentuh kepulauan  Natuna Kepulauan Riau sudah menjadi alasan kuat bagi kehadiran militer AS di kawasan . Peningkatan  itu menimbulkan  kemarahan Beijing, yang di anggapnya  sebagai campur tangan AS   dalam  urusan-urusan negara-negara Asia.Menurut Tiongkok,semua urusan itu hanya diselesaikan oleh bangsa dan negara-negara Asia tanpa campur tngan Eropa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun