Beberapa jam kedepan warga masyarakat Mesir akan membuka suatu era baru yang akan menentukan arah politik negara "hadiah Sungai Nil" itu,karena hasil referendum akan di umumkan secara resmi hari Senin 24 Desember 2012 ini.Namun demikian masalah yang di hadapi oleh Presiden Mesir,Muhammad Mursi tidak mudah terutama dalam menghadapi aksi protes dari kelompok oposisi yang sejak awal memang menentang referendum dan konstitusi baru Mesir.
Sejak pemilu yang di menangi oleh kubu muslim(FJP-An Nuur)sampai referendum ini mendapat protes keras dari kelompok oposisi yang tidak menghendaki Mesir berdasarkan syariat Islam,tetapi mereka yang liberalis sekuler mengharapkan supaya Mesir menjadi negara sesuai dengan alur persepsinya sebagaimana di era rejim diktator Husni Mubaraq.
Dalam kontek ini pula kelompok oposisi terutama Front Penyelamat Nasional menuduh bahwa referendum itu diwarnai pelanggaran dan kecurangan,namun mereka bukannya menuntut supaya refrendum itu di ulang karena kecurangan tetapi mereka menghendakinya supaya referendum dan konstitusi baru  tersebut dihapus saja.
Bagi kelompok oposisi konstitusi baru Mesir menguntungkan islamis,dan mengangkat perpecahan ujarnya. Padahal sebaliknya,justeru konstitusi yang islamis maka perpecahan bisa di hindari karena Islam tidak memaksakan kehendaknya kepada umat lain.Toleransi dalam islam sangat dijunjung tinggi,dan hal ini bukan isapan jempol belaka tetapi sudah di praktikkan di zaman Rasulullah SAW hampir enam belas abad silam ketika Islam itu di praktikkan dengan benar sehingga menjadi "Rahmatan Lil Alamin" kebahagian bagi jagad raya .
Kelompok oposisi sebagaimana juga kelompok"Islampobhia"lainnya sudah terpengaruh oleh berbagai persepsi yang keliru terhadap islam,baik karena memang mereka tidak memahami islam sesungguhnya maupun sengaja mereka pelintirkannya sehingga islam dipahaminya secara tidak benar.
Meskipun hasil secara resmi belum diumumkan,namun diperkirakan hasil referendum tidak berbeda dengan hasil pemilu sebelumnya dimana para pendukung konstitusi baru Mesir akan meraih suara yang mayoritas karena memang mayoritas  masyarakat  Mesir itu muslim.Sistem demokrasi tentunya harus menghormati suara mayoritas,yang akan menjamin sistem demokrasi berjalan dengan baik di Mesir.