Pengenalan Tradisi Tolak Bala
Desa Selamat, yang terletak di Dusun Gunung Pandan, Aceh Tamiang, memiliki tradisi tahunan yang sangat berarti bagi masyarakatnya, yaitu "Tolak Bala." Tradisi ini merupakan upaya masyarakat untuk mengusir musibah dan bala yang mungkin datang serta menjaga keselamatan dan keharmonisan lingkungan. Dalam acara tahun ini, Tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kelompok 1 Dusun Gunung Pandan turut berpartisipasi dalam prosesi ini, memberikan kontribusi dan belajar langsung dari kebudayaan lokal yang kaya.
Partisipasi Tim KKN
Tim KKN Kelompok 1 Dusun Gunung Pandan, yang terdiri dari mahasiswa dari berbagai disiplin ilmu, ikut serta dalam rangkaian acara Tolak Bala di Desa Selamat. Kehadiran mereka tidak hanya sebagai peserta, tetapi juga sebagai bagian dari proses pembelajaran dan integrasi budaya. Tim KKN terlibat dalam berbagai kegiatan yang meliputi doa bersama, keliling desa, serta interaksi langsung dengan masyarakat setempat.
Proses Pelaksanaan Tradisi Tolak Bala
Menurut Bambang Sutejo, salah satu tokoh adat dan budaya setempat, tradisi Tolak Bala melibatkan beberapa langkah penting:
Doa Bersama: Kegiatan dimulai dengan doa bersama yang dipimpin oleh tokoh agama atau pemimpin adat. Doa ini bertujuan untuk memohon perlindungan dari Tuhan agar dijauhkan dari segala bentuk bala atau musibah.
Keliling Desa: Setelah doa bersama, masyarakat bersama dengan Tim KKN akan melakukan prosesi keliling desa sambil membaca sholawat. Bacaan sholawat ini berfungsi sebagai doa dan permohonan keselamatan serta perlindungan.
Pembagian Kelompok: Untuk memastikan bahwa seluruh area desa terjangkau, peserta dibagi menjadi dua kelompok. Masing-masing kelompok melakukan perjalanan secara bergiliran untuk mengelilingi desa, memastikan setiap sudut desa mendapatkan perhatian.
Berjalan Bergiliring: Proses keliling desa dilakukan dalam satu malam, dengan kelompok yang saling bergiliran. Hal ini bertujuan agar prosesi dapat selesai dengan baik dan seluruh wilayah desa mendapatkan perlindungan yang merata.
Makna dan Warisan Budaya
Bambang Sutejo menjelaskan bahwa tradisi Tolak Bala adalah warisan turun-temurun dari keluarganya. "Tradisi ini sudah ada sejak zaman dahulu dan merupakan bagian penting dari kehidupan kami," ungkapnya. Menurutnya, tradisi ini dibuat untuk mengusir bala dan menjaga keselamatan desa. "Seperti yang dikatakan oleh orang tua saya dulu, tradisi ini dibuat supaya jauh dari bala yang datang," tambah Bambang.
Pengalaman Tim KKN
Selama berpartisipasi dalam tradisi Tolak Bala, anggota Tim KKN merasakan langsung kehangatan dan kekuatan komunitas Desa Selamat. Mereka tidak hanya belajar tentang makna dan pelaksanaan tradisi, tetapi juga merasakan bagaimana budaya dan adat istiadat memainkan peran penting dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Keterlibatan mereka dalam prosesi ini merupakan pengalaman berharga yang memperkaya pemahaman mereka tentang keberagaman budaya di Indonesia.
Kesimpulan
Keterlibatan Tim KKN Kelompok 1 Dusun Gunung Pandan dalam tradisi Tolak Bala di Desa Selamat menunjukkan komitmen mereka terhadap pengabdian masyarakat serta pembelajaran budaya lokal. Tradisi ini, dengan doa bersama, keliling desa, dan pembagian kelompok, merupakan bagian penting dari upaya menjaga keselamatan dan keharmonisan di masyarakat setempat. Melalui partisipasi ini, Tim KKN tidak hanya memberikan kontribusi positif tetapi juga memperoleh pemahaman mendalam tentang kekayaan budaya dan adat istiadat yang ada di Aceh Tamiang.
Kegiatan ini memperkuat hubungan antara generasi muda dan masyarakat, serta memastikan bahwa tradisi berharga seperti Tolak Bala terus dilestarikan dan dihormati.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H