Mohon tunggu...
Teuku Sulaiman
Teuku Sulaiman Mohon Tunggu... Lainnya - pelajar

Mahasiswa Dan Penulis jurnalis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pemandangan Buram, Pengemis Boneka di Kalimalang Berusia 72 tahun

15 Januari 2023   23:52 Diperbarui: 16 Januari 2023   00:05 354
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hidup merupakan sebuah tantangan bagi siapa yang menjalaninya. Tak kenal lelah, putus asa, dan terus maju. Seperti bapak yang bernama lengkap Wartoyo. Seorang Kakek Pengemis Boneka di salah satu Jalan Kalimalang Bekasi, berpenampilan Lusuh dan pekerja keras. Pekerjaan inilah yang telah dilakoninya selama sembilan Bulan di Kalimalang Bekasi, Namun setelah sekian lama bekerja, dia Sering Pindah posisi Dari Kalimalang Kadang Di Sumarecon . Asap, bau bahkan kebisingan dari banyak motor yang dia hadapi bukanlah rintangan baginya untuk tetap bekerja. Dengan Boneka, setiap pagi Tanpa Mengeluh dia Tetap Semangat

Siti Ayemi, dialah yang menjadi seribu semangat bagi suaminya, istri yang selalu memberikan semangat tanpa batas. Bekerja sebagai Asisten Rumah Tangga,  Siti Ayemi kerjakan demi meringankan beban suaminya. Melihat kondisi keluarga yang sederhana tak merubah sifat Siti Ayemi, dia tetap merasa berkecukupan. Asisten Rumah Tangga, sementara hasilnya tak sebanding dengan harapannya, tak membuat wanita satu ini merasakan kebosanan, walaupun tak selalu didampingi suaminya dalam bekerja.

Bagaimana pun bekerja sebagai serabutan tak mudah, entah mengapa bekerja serabutan tak pernah menghambatnya, karena selalu tersimpan dibenaknya, diusia sekarang mencari kerja layak dan mapan tak semudah membalikkan telapak tangan. Hatinya terkadang merasa ciut melihat kondisi untuk membahagiakan kedua anaknya kelak. Oci Rosidah yang sudah menginjak kelas 3 SMK dan adiknya Khusnul Khotimah masih mengenyam di bangku SMP kelas 3. Sering berfikir,Wartoyo dan Siti Ayemi ingin membiayai kedua anaknya sampai ke perguruan tinggi. Walaupun hasebuah harapan bagi mereka, namun keduanya tetap keras untuk menyekolahkan anak-anaknya. Karena pendidikan merupakan prioritas utama baginya.

Langkah niatnya selalu diiringi dengan doa dan harapan. Hidup selalu akan terus berjalan, tanpa seseorang itu menuggu. Hasil yang diperoleh tergantung bagaimana kita mendapatkannya.Bapak yang berusia 72 mengaku selama bekerja Sebagai Boneka Mampang mendapatkan gaji sekitar 1 juta. Dari penghasilan itulah dia harus menghidupi keluarganya. "bekerja sebagai Pengemis Boneka adalah kewajiban saya mass, untuk menyekolahkan anak-anak saya" ujar bapak dari dua anak tersebut.  Tidak ada pekerjaan yang dilakoninya selain sebagai petugas parkir. Senyum ramah selalu terpancar dari  wajah bapak yang bertempat tinggal tak jauh dari tempat dia bekerja. Kegigihan dan rasa semangat untuk tetap menjadi kepala keluarga yang bisa menafkahi keluarganya patut dijadikan  cermin motivasi khususnya kita sebagai pembaca.

Sosok bapak yang bertempat tinggal di Kali Malang, Bekasi, ini mampu membuktikan bahwa dari kerja kerasnya dia dapat mencukupi semua kebutuhan keluarganya.  Suka duka selama menjalani profesinya begitu banyak menghampirinya. "Mahasiswanya susah untuk prkir dengan tertib dan teratur" jelas bapak ketika ditemui ditempat parkir. "Walaupun susah tetapi ada beberapa mahasiswa yang ramah dan bersikap sopan, tambahnya sambil tersenyum kecil. "Semangat dan kegigihan harus di landasi dengan tujuan dan kemauan yang kuat", tambahnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun