Mohon tunggu...
Teuku Meldi
Teuku Meldi Mohon Tunggu... -

Pemerhati Pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ini Dia Kabupaten Literasi Pertama di Aceh

17 Januari 2016   02:20 Diperbarui: 17 Januari 2016   02:20 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Blang Pidie – Aceh Barat Daya (Abdya) dinobatkan menjadi kabupaten literasi pertama di Aceh pada pencanangan Deklarasi Budaya Baca se-kabupaten Abdya yang diikuti oleh 3.000 siswa/i dari 197 sekolah jenjang SD/MI, SMP/MTs, SMA/MAN dan SMK di lapangan Pante Pirak Susoh (14/1). Kegiatan yang dihadiri oleh Kepala Kurikulum Pendidikan Dasar Dirjen Dikdasmen Kemdikbud RI, Dr Juandanilsyah, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Aceh, Drs Hasanuddin Darjo MM, USAID PRIORITAS Jakarta dan unsur forum pimpinan daerah tersebut ditandai dengan membaca bersama selama 10 menit, siswa SD dan MTs menceritakan hasil bacaan, pembacaan deklarasi oleh seluruh siswa dan pemukulan gong sebagai tanda dimulainya budaya baca di sekolah-sekolah seluruh kabupaten tersebut.

Dalam sembautannya, Wakil Bupati Abdya, Erwanto SE MA menegaskan bahwa Kalau Iindonesia, Aceh dan Abdya ingin maju maka harus dengan membudayakan membaca, “Mulai hari ini, kita deklarasikan diri bahwa tiada hari di Abdya tanpa membaca. Tidak ada satu orangpun tidak membaca. Semua orang di Abdya harus membaca. Membaca akan membuat Indonesia, Aceh dan Abdya menjadi maju,” tegasnya.

“ Saya minta semua camat mendukung program ini dengan mengajak seluruh kepala desa untuk hidupkan pustaka desa dan anggarkan biaya desa untuk membeli buku. Pantau sekolah terdekat untuk pelaksanaan dan membudayakan membaca di sekolahnya,” lanjut wakil bupati yang merencanakan akan melakukan pemilihan desa teladan membaca.

Kepala dinas pendidikan Aceh mengingatkan bahwa peningkaan mutu pendidikan diawali dengan budaya baca. “Meningkatnya mutu pendidikan diawali dengan meningkatnya minat baca seluruh komponen di sekolah karena sekolah merupakan tempat peradaban manusia. Tiga komponen tersebut yaitu kepsek/guru, pengawas dan siswa.” Kata Darjo yang mengungkapkan rasa bangganya kepada Kabupaten Abdya menjadi pelopor lahirnya budaya baca untuk seluruh sekolah dan menjadi kabupaten literasi pertama di Aceh. “Ada satu catatan perkataan dari Gubernur Aceh, yaitu Ayo Sekolah, Ayo Belajar, Ayo Kerja Aceh Pasti Bisa, kita tambahkan Abdya bisa juga,” teriak Darjo yang diikuti oleh seluruh siswa.

Sementara itu, Kepala Kurikulum Pendidikan Dasar Dirjen Dikdasmen Kemdikbud RI, Dr Juandanilsyah mengingatkan kepada para siswa untuk memulai  tanamnkan budaya membaca untuk menjadi anak pintar dan berwawasan. Kemdikbud juga menyatakan apresiasi kepada USAID PRIORITAS yang telah menstimulus pemda untuk berperan melaksanakan program budaya baca. “Salah satu dasar hukum pelaksanakaan literasi adalah Permendibud no 23 tahun 2015,  dengan membaca akan menumbuhkan budi pekerji yang baik dan membaca 15 menit sebelum belajar akan dilaksanakn di sekolah-sekolah secara nasional untuk tumbuhkan minat baca dan pengetahuan,” kata Juandanilsyah.

Handoko Widagdo dari USAID PRIORITAS mengatakan lembaganya sangat perduli kepada pengembangan keterampilan membaca dan budaya baca. “Ada dua program yang berhubungan dengan literasi yang akan kami kembangkan di Abdya, pertama pengembangan keterampilan literasi di kelas awal dan kedua mengembangkan budaya baca di sekolah. Kami sudah siapkan program Buku Baca Berjenjang yaitu buku yang dipakai guru untuk membantu anak kelas awal mengembangankan keterampilan baca. Di Abdya ada 70 SD/MI akan dapat bantuan buku ini.” Jelas Handoko. “Kami juga mengembangkan program budaya baca yang membantu siswa senang membaca, dengan cara memberi keteladanan yaitu kami membantu memfasilitasi kepsek dan guru untuk membaca sehingga menunjukkan pada siswa kepsek dan guru juga para pembaca. Kedua, mendekatkan buku kepada siswa yaitu dengan membawa buku dari perpustakaan ke dalam kelas dan ketiga, menyiapkan lingkungan sekolah menjadi tempat membaca yang baik dan menyenangkan bagi siswa.” Jelas Handoko. USAID PRIORITAS sendiri telah menghibahkan 150 judul buku pada 23 sekolah mitranya di Abdya yang telah menjalankan program budaya baca di sekolahnya, seperti pengadaan gerobak baca, susut baca di kelas, membaca senyap setiap pagi, menulis referensi hasil bacaan, menceritakan kembali hasil bacaan, taman baca, papan baca, dan menghidupkan pustaka sekolah untuk meningkatkan minat baca dan keahlian siswa dalam menulis.***

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun