Mohon tunggu...
Teuku Azhar Ibrahim
Teuku Azhar Ibrahim Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Program Manager FDP

Lahir di Sigli Aceh, Menyelesaikan study bidang Filsafat di Univ. Al Azhar Cairo. Sempat Menetap Di Melbourne dan berkunjung ke beberapa negara

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

SM. Amin Bergembira Bersama Disabilitas

23 November 2015   09:41 Diperbarui: 23 November 2015   13:03 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dinas sosial Banda Aceh mengadakan perigatan hari Disabilitas Internasional di lapangan Blang Padang Banda Aceh. Tahun ini menggusung tema; wujudkan masyarakat inklusif melalui Undang-Undang disabilitas dan strategi multi sektoral. Yayasan SM. Amin yang berasal dari negeri jiran Malaysia ikut memeriahkan acara khusus untuk mengembirakan anak-anak lemah upaya atau berkebutuhan khusus. Yayasan  SM. Amin membagi-bagikan eskrim dan roti kepada semua peserta acara spesial yang dihadiri oleh anak-anak disbalitas dari lembaga-lembaga pendidikan untuk anak-anak disabilitas.

Tentu saja eskrim jenis makanan favorit anak-anak dari kalangan manapun jua, apalagi udara terhitung agak sedikit hangat sehingga anak-anak spesial itu sangat gembira menikmati eskrim dan roti. Mereka sangat menikmati dengan bermacam permainan, lomba dan performan yang peserta dan penenonton adalah kalangan anak-anak khusus serta para orang tua dan pembina anak-anak disabilitas.

Walau mereka membawa keterbatas dalam menjalani hidup, namun Tuhan juga  anugerah keistimewaan berupa  bakat-bakat luar biasa yang tidak bisa dilakukan oleh anak-anak normal pada umumnya. Salah satu perserta dari tingkat Sekolah Dasar Luar Biasa melantunkan lagu Louis Amstrong yang sangat populer dan legendaris “wonderful world” kalau Louis memukau para pendengar dengan suaranya yang berat dan serak, anak disabilitas bernama Mikail menghibur pendengar dengan bahasa Inggrisnya yang cadel dan khas gaya menyanyi anak-anak usia dini.

Juga tidak kalau memukau adalah pembacaan puisi oleh Muhajir dan Delisa dengan judul Young Voice. Delisa membaca versi Inggris dan Muhajir versi Indonesia. Walau Muhajir agak terbelakang secara mental, disabilitas fisik sehingga harus berjuang keras untuk melantunkan setiap bait puisi. Tapi itu bukan halangan bagi Muhajir untuk tampil layaknya seorang pembaca puisi yang berjaya di atas pentas, menghipnotis para pendengar dengan nada suara tinggi melambung atau rendah menukik. Muhajir salah seorang disabilitas yang mampu mengubah keterbatasannya secara fisik dengan kemampuan lebih dalam bidang seni yang tidak semua orang normal mampu melakukannya dengan baik.

Di bagian lomba tarik tambang dan lompat karung, para penyandang disabilitas meluap kegembiraan dengan kompetisi fisik yang menggembirakan. SM. Amin menyuplai energi mereka dengan eskrim dan roti sehingga perlombaan terasa sangat meriah. Acara itu menyentuh hati; ternyata orang-orang yang punya keterbatasan juga punya dunia yang sama dengan kebanyakan orang normal. Mereka punya kemampuan meng-intergrasi dalam masyarakat normal secara fisik dan mental. Ruang  sosial, semesti semakin terbuka untuk menerima kehadirian mereka dalam kehidupan sehari-hari. Orang normal pun pasti ada kelemahan yang tidak mampu menutup bagian yang kurang dari segi kehidupan sosial.

Menurut Syafrizal kedua Panitia Pelaksanaan acara perigatan hari Disabilitas Internasional; peserta berasal dari Banda Aceh dan Aceh Besar, kegiatan tersebut sudah berlangsung sejak dua tahun yang lalu. Walau kegiatan meriah yang melibatkan semua disabalitas tidak sering berlangsung, tapi dari Dinas Sosial terus membangun komunikasi dengan berbagai stakeholder dan dinas-dinas terkait untuk menjadikan Banda Aceh sebagai kota ramah terhadap disabilitas. Tempat-tempat pelayanan publik bisa menyediakan kebutuhan mereka, seperti lift yang berbunyi untuk penyandang tuna netra, trotoar yang memiliki track buat tuna netra, serta para penyandang disabilitas lainnya.

Acara yang dibuka oleh Skretaris Dinas Sosial Banda Aceh, telah menunjukan bahwa anak-anak dengan kemampuan terbatas mampu mandiri dan mengelola bakat mereka, tentu saja itu semua tidak terlepas dari ketelatenan orang tua dan para pendidik yang menanamkan rasa percaya diri pada anak-anak disabilitas. Peran masyarakat luas tidak kalah pentingnya untuk menjadikan mereka bagian dari kehidupan semesta ini. Ada pekerjaan yang bisa dilakukan di atas kursi roda, bahkan sambil berbaring, oleh orang yang tidak bisa melihat, tidak bisa mendengar, para usahawan bisa mendeteksi peluang-peluang tersebut kemudian diperuntukan kepada para penyandang disabilitas.  Sehingga mereka juga mampu mandiri secara ekonomi sehingga tidak dimanfaatkan oleh oknum tertentu dan menelantarkan mereka di simpang-simpang jalan dan di bawah lampu merah untuk menarik rasa iba orang ramai.

Sejarah dunia telah menampilkan kaum Disabilitas yang merubah paradigma dunia; Helen Keller seoarang dosen, aktifis, pengarang yang tuna netra dan rungu, Beethoven seorang musisi abad ke17 yang karya masih populer hingga kini, dia tuna rungu. Di Mesir banyak para ulama dan dosen dari kalangan tuna netra, dan para penghafal Quran sangat handal, bahkan Syekh Kisyek seorang tuna netra yang menggetarkan mimbar-mimbar di Timur Tengah dengan pidatonya yang penuh semangat. Hari ini SM. Amin ikut mengembirakan diasbilitas dengan roti dan eskrim, dinegeri jiran mereka disebut dengan Lemah Upaya. By teuku.azib

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun