Mohon tunggu...
Teuku Amnar Saputra
Teuku Amnar Saputra Mohon Tunggu... Human Resources - Guru BK dan DLB

Menulis untuk bahagia dan mencoba bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pelecehan seksual pada anak - Apa yang terjadi dan bagaimana harusnya ?

5 Januari 2025   23:25 Diperbarui: 5 Januari 2025   22:11 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar oleh Goran Horvat dari Pixabay

Di sebuah kota kecil, seorang anak perempuan bernama Sinta duduk di sudut kelasnya. Usianya baru 12 tahun, tetapi sinar matanya tampak padam, seperti ada sesuatu yang hilang. Sinta dulunya dikenal sebagai anak yang ceria, sering menjawab pertanyaan gurunya, dan aktif dalam kegiatan sekolah. Namun, beberapa bulan terakhir, ia berubah. Ia sering diam, tidak mau berbicara, dan nilai-nilainya merosot tajam.

Di balik perubahan itu, ada rahasia yang ia sembunyikan rapat-rapat: ia menjadi korban pelecehan seksual oleh orang yang seharusnya ia percayai. Trauma itu menghancurkan dunianya, membekas di hati dan pikirannya, serta perlahan-lahan menggerogoti kepercayaan dirinya.

Dari sudut pandang psikologi, kekerasan dan pelecehan seksual pada anak adalah pengalaman traumatis yang memiliki dampak mendalam pada perkembangan mental dan emosional mereka. Anak-anak yang menjadi korban sering merasa takut, malu, atau bersalah, meskipun mereka bukan pelaku. Perasaan ini sering kali membentuk luka batin yang sulit disembuhkan.

Pelecehan seksual dapat menyebabkan gangguan psikologis seperti:

  1. Gangguan Stres Pasca Trauma (PTSD): Anak mengalami mimpi buruk, flashback, dan ketakutan berlebihan terhadap situasi tertentu.
  2. Depresi dan Kecemasan: Perasaan rendah diri dan tidak berdaya membuat korban sulit menikmati hidup sehari-hari.
  3. Gangguan Identitas Diri: Anak mungkin merasa tubuhnya tidak lagi menjadi miliknya, dan ini memengaruhi rasa percaya diri mereka.

Trauma psikologis ini sering kali menjadi akar dari berbagai masalah perilaku, seperti menarik diri dari lingkungan sosial, agresi, hingga penggunaan narkoba di usia remaja.

Dampak pada Pendidikan Anak

Kekerasan dan pelecehan seksual tidak hanya menghancurkan mental anak, tetapi juga berdampak signifikan pada pendidikan mereka. Dalam kasus seperti Sinta, trauma tersebut mengganggu kemampuan anak untuk fokus belajar.

  1. Menurunnya Prestasi Akademik: Anak-anak yang menjadi korban cenderung kesulitan berkonsentrasi di kelas. Mereka mungkin merasa cemas, tidak aman, atau bahkan merasa sekolah bukan tempat yang melindungi mereka.
  2. Putus Sekolah: Beberapa korban memilih untuk tidak melanjutkan pendidikan karena merasa malu atau takut menghadapi lingkungan sosial.
  3. Hubungan Sosial yang Terganggu: Anak-anak korban pelecehan sering merasa sulit untuk mempercayai orang lain, termasuk teman sebaya dan guru.

Anak-anak seperti Sinta sering kali menghadapi stigma. Ketika lingkungan sekolah tidak mendukung atau bahkan menyalahkan korban, hal ini semakin memperburuk kondisi mereka.

Mengatasi masalah ini membutuhkan upaya yang terintegrasi antara keluarga, sekolah, masyarakat, dan pemerintah. Berikut beberapa solusi alternatif yang bisa diterapkan:

1. Pendidikan Seksual Sejak Dini

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun