Mohon tunggu...
Teuku Amnar Saputra
Teuku Amnar Saputra Mohon Tunggu... Human Resources - Guru BK dan DLB

Menulis untuk bahagia dan mencoba bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Guru Sebagai Pelaku Bullying, Kok Bisa ?

30 Desember 2024   14:39 Diperbarui: 30 Desember 2024   14:39 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar oleh steveriot1 dari Pixabay

Kalo ngomongin soal bullying, biasanya pikiran kita langsung nge-blame anak-anak. Tapi, siapa sangka? Kadang, ada juga lho guru yang tanpa sadar jadi pelaku bullying di kelas. Gimana ceritanya? Ya, karena mereka punya power dan posisi yang dianggap "superior", jadi gampang banget bikin siswa ngerasa nggak nyaman atau bahkan minder. Padahal, tugas guru kan mendidik, bukan malah bikin anak merasa kecil dan nggak berharga.

Coba deh bayangin situasi ini: seorang guru ngejek siswa di depan teman-temannya cuma karena nilai ulangannya jelek. "Kamu ini kok nggak pernah paham sih? Mau jadi apa kalo begini terus?" Nada bicaranya tinggi, matanya melotot. Buat si guru, mungkin itu cuma cara buat memotivasi. Tapi buat siswa, bisa jadi itu kayak pukulan telak yang bikin mereka trauma atau malah nggak mau belajar lagi. Nah, ini termasuk bentuk bullying verbal yang sering nggak disadari.

Selain itu, ada juga kasus di mana guru ngebanding-bandingin siswa. "Coba lihat si A, dia rajin, pinter. Kamu? Cuma bisa main aja!" Niatnya mungkin supaya siswa tersebut termotivasi, tapi efeknya? Bisa aja dia jadi benci sama si A, benci sama dirinya sendiri, atau malah makin males belajar. Nggak cuma itu, ada juga bullying yang berbentuk sikap. Contohnya, ngasih perlakuan beda ke siswa yang dianggap "unggul" dan ngeabaikan siswa yang punya kesulitan belajar.

Bullying nggak cuma soal verbal atau sikap, tapi juga bisa fisik, lho. Misalnya, ada guru yang suka ngasih hukuman fisik ke siswa yang bikin kesalahan kecil. Mungkin si guru berpikir ini bagian dari disiplin, tapi kenyataannya? Ini malah bikin siswa takut atau bahkan trauma. Hukuman kayak gini sering banget bikin siswa merasa nggak dihargai, bahkan nggak jarang bikin mereka dendam sama sekolah.

Terus, kenapa sih guru bisa sampai jadi pelaku bullying? Salah satunya, karena mereka juga manusia biasa yang punya emosi. Kadang, masalah pribadi atau tekanan kerja bikin guru nggak bisa mengontrol sikapnya di kelas. Faktor lain? Kurangnya pemahaman soal pendekatan pengajaran yang positif. Guru mungkin nggak sadar kalo ada cara lain buat mengingatkan siswa tanpa harus nge-bully.

Dampak dari perilaku ini nggak main-main. Siswa yang jadi korban bullying dari gurunya bisa kehilangan rasa percaya diri, males sekolah, bahkan ada yang sampai depresi. Ironisnya, lingkungan sekolah yang harusnya jadi tempat aman buat belajar malah jadi tempat yang bikin siswa merasa terancam.

Makanya, penting banget buat para guru untuk refleksi diri. Apakah cara mereka mengajar udah bikin siswa nyaman? Apakah teguran yang diberikan sifatnya membangun, atau malah menjatuhkan? Guru juga perlu banget belajar tentang pendekatan pendidikan yang lebih empati dan menghormati siswa sebagai individu.

Jadi, guru-guru di luar sana, yuk, jadi pendidik yang nggak cuma ngajar, tapi juga peduli. Karena anak-anak ini nggak cuma butuh ilmu, tapi juga butuh rasa dihargai dan dimanusiakan. Sekolah yang aman dan positif itu berawal dari guru yang sadar perannya sebagai pembimbing, bukan penghukum. Kalau kita bisa jadi pendidik yang baik, yakin deh, bullying di sekolah bakal jauh berkurang, termasuk yang dilakukan secara nggak sadar oleh guru sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun