Menikah merupakan sebuah proses menyatukan ikatan cinta antara dua insan. Tidak hanya itu nyatanya pengertian yang lebih besar tentang menikah dapat diartikan sebagai proses menyatukan dua keluarga besar, dua masyarakat yang berbeda serta kebudayaan dan adat istiadat didalamnya. Sehingga setelah terjadinya pernikahan kedua budaya dan karakteristik masing-masing individu akan menyatu dan menciptakan budaya maupun karakteristik yang baru.
Budaya sendiri merupakan seperangkat nilai, kepercayaan, norma, tradisi, dan praktik yang dimiliki dan dibagikan oleh suatu kelompok manusia. Ini mencakup segala sesuatu mulai dari bahasa, agama, makanan, seni, musik, pakaian, hingga cara berinteraksi dan berkomunikasi. Pasca pernikahan terjadi masing-masing individu mulai menyesuaikan diri baik nilai, kepercayaan, meciptakan norma baru dan tradisi yang dipraktikkan berdasarkan kesepakatan antara kedua belah pihak. Sehingga dalam kurun waktu tertentu sebuah keluarga mulai menciptakan sesuatu yang berbeda dari kedua keluarga asal. Begitu juga seterusnya hingga keturunan dari keduanya mulai menjalin relasi dengan keluarga lainnya.
Proses ini tidak akan pernah berhenti selama manusia itu melanjutkan hidup yang berketurunan. Namun dalam perjalanannya perbedaan masing-masing individu ini kerap menjadi sumber keretakan rumah tangga. Perbedaan bahasa, falsafah hidup, kebiasaan dan sebagainya kerap menjadi sumber konflik yang berkepanjangan jika tidak segera diselesaikan.
Negosiasi kedua belah pihak menjadi salah satu kunci untuk dapat mempertahankan sebuah keluarga. Tidak ada manusia yang tujuan menikah adalah untuk bercerai, semua manusia mencita-citakan kehidupan rumah tangga yang sakinah, mawaddah dan rahmah. Meskipun banyak perbedaan dan konflik dalam perjalanan kehidupan berumah tangga para anggotanya harus saling mempertahankan. Ketika menikah adalah sebuah tujuan untuk hidup bersama, tetap bersama dan bahagia bersama. Maka idealnya dalam sebuah rumah tangga adalah untuk senantiasa mencari persamaan dari kedua belah pihak, bukan mencari sebaliknya yaitu perbedaan.
Perbedaan adalah hal yang nyata dan bahkan terkadang bersifat kodrati, seperti perbedaan jenis kelamin, latar belakang pendidikan, latar belakang keluarga, ekonomi, dan kecerdasan yang tidak mungkin di ubah. Sehingga mengimbangi dengan persamaan menjadi perbedaan tersebut sebagai sebuah ketertarikan ibarat sepatu yang tidak dapat dipakai dengan baik jika hanya tersedia di sisi kiri saja. Maka dengan mencari kesamaan kita akan mendapati beberapa asalan untuk bertahan, seperti alasan sama-sama mencintai, sama-sama ingin bahagia, sama-sama ingin saling melengkapi, serta sama-sama ingin untuk menikah.
"ketika anda bosan dengan pasangan, maka ingatlah alasan anda mencintainya"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H