Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - hanya ibu rumah tangga biasa

Hobby sederhana: membaca, menulis, memasak, travelling

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Untuk Menjadi Negara Maju, RI Butuh 800 Ribu Wirausaha Baru, Bagaimana Caranya?

14 Oktober 2024   23:22 Diperbarui: 14 Oktober 2024   23:34 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Indonesia ditargetkan menjadi negara maju pada 2045 di saat usianya yang ke-100. Untuk mencapai target ini jumlah rasio kewirausahaan sedikitnya 4 persen dari total angkatan kerja. Rasio kewirausahaan memang menjadi prasyarat Indonesia untuk menjadi negara maju.

Saat ini, rasionya baru mencapai 3,35% atau 4,9 juta dari jumlah angkatan kerja. Untuk mencapai rasio 4 persen, dibutuhkan sekitar 800 ribu wirausaha lagi. Apakah Indonesia mampu memenuhi target itu?

"Saya punya optimis. Kalau kita bekerja dengan sungguh-sungguh semua kementerian bergabung insyaallah tercapai," tegas Deputi Bidang Kewirausahaan Kementerian Koperasi dan UKM, Siti Azizah, dalam konferensi pers 10 Tahun Inovasi dan Kolaborasi untuk Kemandirian Menuju Indonesia Maju, Senin 14 Oktober 2024 di Press Room Kementerian Koperasi dan UKM.

Meski Indonesia menargetkan 4 persen rasio kewirausahaan, namun jika dibandingkan dengan negara lain, Indonesia masih jauh tertinggal. Bahkan dengan Singapura dan Malaysia, negara tetangga terdekat Indonesia, yang sudah jauh di atas Indonesia.

Singapura yang jumlah penduduknya 5 jutaan, pengusahanya sudah mencapai 8,6 persen dari total penduduknya. Sedangkan Malaysia maupun Thailand sudah di atas 4 persen.

"Kalau di negara maju seperti Amerika Serikat rasionya malah 12%. Dari populasi angkatan kerja Amerika, 12 persennya itu pengusaha atau wirausaha. Artinya memang mereka telah menciptakan lapangan kerja yang lebih besar. Itu yang kita harapkan," ucapnya.

Sebenarnya, kata Azizah, rasio kewirausahaan di Indonesia sudah meningkat sejak 2019 yang tercatat 3,12% dengan pertumbuhan 1,71%. Di awal-awal kementerian ini dipimpin oleh Teten Masduki. Sayangnya, karena badai pandemi Covid-19, jumlahnya menurun tajam menjadi 2,93 persen atau minus 7,16% pada 2020. Ini adalah fase tersambar Covid-19.

Banyak pelaku usaha terpaksa menghentikan aktivitas mereka akibat kondisi yang sulit. Munculnya Covid pada Maret 2020 ini sangat memukul para wirausaha. Banyak pelaku usaha yang terpaksa tidak bisa melanjutkan usahanya.

Pada 2023 meningkat lagi  9,13% menjadi 3,04%. Kemudian pada 2024 telah tercatat 3,3% rasio wirausaha atau naik 2,05%. Pertumbuhannya sudah positif.

"Ya memang naik turun, up and down, karena kita tahu sifat dari wirausaha ini, kalau mereka tidak stabil mereka akan tutup, tapi kalau stabil mereka akan terus berlanjut. Adanya rasio ini mencerminkan pelaku usaha yang terus mengembangkan bisnis mereka, meski ada berbagai tantangan yang harus dihadapi," ucapnya.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun