Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - hanya ibu rumah tangga biasa

Hobby sederhana: membaca, menulis, memasak, travelling

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Sedang di Luar Kota, Biaya Berobat Abah di IGD RSUD Sekarwangi Dicover BPJS Kesehatan

16 September 2024   21:57 Diperbarui: 16 September 2024   22:32 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Minggu 15 September 2024, Abah beserta anak-anak, menantu, dan cucu berziarah ke makam Enin di Kampung Cigereji, Cibadak, Kab. Sukabumi, Jawa Barat. Enin, yang tidak lain ibu kami, meninggal pada 23 Juli 2021 karena terkena Covid-19.

Selepas berziarah kami mampir di rumah adiknya Enin. Kebetulan lokasi TPU tidak begitu jauh juga. Kami biasa memanggil adik ketiga Enin ini dengan Bi Euis. Di samping rumah Bi Euis, ada rumah adik Enin yang pertama. Namanya Bi Ade. Di atasnya, rumah Mang Ujang, adik kedua Enin.

Enin adalah anak pertama di keluarga Acep Romawi yang tidak lain kakek kami yang biasa kami panggil dengan Kiking. Makam kakek nenek kami satu area dengan makamnya Enin. Jadi, biasanya setelah berziarah ke makam Enin, kami juga berziarah ke makam Kiking dan Umi (Mintarsih).

Setelah shalat Dhuzur, kami beristirahat di ruang mushala rumah Bi Euis di lantai 2 yang cukup luas. Mushala ini sering dipakai pengajian atau yasinan atau tahlilan. Rencananya, setelah beristirahat sejenak, kami pulang menuju Depok, Jawa Barat.

Dua jam berselang setelah istirahat itu, Abah muntah-muntah yang dibarengi dengan buang-buang air besar. Kejadiannya berulang-ulang dan Abah yang berusia 85 tahun itu terlihat lemas. Merebah sejenak di kasur, tdak lama kembali muntah dan ke kamar mandi.

Melihat kondisi Abah yang terlihat lemas, kami mengajak Abah untuk dibawa ke IGD saja supaya mendapat penanganan segera. Awalnya, Abah menolak. Ia beralasan sebentar lagi kondisinya membaik. Terlebih adik saya sudah memberi Abah obat diare yang dibeli di warung dan dipijit-pijit.

Meski sudah minum obat, kondisi Abah belum juga membaik. Wajahnya terlihat meringis. Tubuhnya terlihat lemas. Akhirnya, kami membawa Abah ke RSUD Sekarwangi yang tidak begitu jauh dari Cigereji. Hanya butuh waktu sekitar 15 menit perjalanan saja. RS ini dekat dengan lapangan sepakbola Sekarwangi.

Ini adalah RS bersejarah buat kami. Dulu ketika kami yang saat itu masih anak-anak, sakit kami dibawa berobat ke sini. Ketika kakak saya disunat, juga dilakukan di sini. Dulu, ini masih Puskesmas Sekarwangi lalu berkembang menjadi RSUD.

Sesampainya kami di IGD, Abah segera ditangani oleh perawat dan dokter jaga. Kami tidak ditanyai surat-surat atau perihal biaya seperti yang sering saya dengar keluhan dari banyak orang. Awalnya, karena brangkar yang di IGD penuh, Abah diperiksa sambil duduk. 

Tidak lama kemudian, pasien di brangkar dipindahkan ke ruang observasi. Abah lalu dipindahkan ke brangkar. Di sini, Abah kembali muntah-muntah. Kebetulan saya sudah siap siaga dengan kantong plastik yang saya minta di bagian farmasi IGD.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun