Seorang ibu dengan anaknya
datang pada sang pesuling
sulingkan kami tentang sejati
dan artikanlah setiap nada
maka sulingpun ditiupnyaÂ
Setiap anak membawa sulingnya sendiri
maka ajarlah cara meniup suling pada mereka
tapi tahan bibirmu dari meniup suling anakmuÂ
Engkau ajarlah nyanyikan lagu
mereka akan dengarkan lagumu
dan meniup lagu mereka sendiriÂ
Kau perdengar setiap suara alam
biarkan suling coba tirukan
tapi wantikan anakmu selalu
melulu wujudkan wajah sendiriÂ
Sebab anugerah Sang Pesuling Agung
setiap kita ditaruh melodi sendiri
dalam bersama melantunkan harmoni
Kiranya manusia mengerti
setiap kita digetar hembusan ilahi
maka sejatinya tiupan adalah cinta
jangan perdengar yang lain suara
Alunan suling mewajah pesuling
simphoni suling menyusun wajahNya
maka yang mendengar memandang Dia
mendengar wahyu dalam jiwanya
Hai anakku,
dalam bimbingan
biarkan buluhmu terluka
seperti luka Pesuling Agung
yang sekalipun diluka
empat puluh kurang satu
sekalipun dilubang
oleh kejamnya paku
namun dari luka buluhnya
dari lobang yang tak ditutupinya
nada dan simphoni cinta
terdengar dan mewahyu semesta
Sang pesuling pulang ke dalam kabut
ibu dan anak tak putus mendengar
sebab kabut tiada sembunyi suara
malah di bening embun dititipnya
Â
Jkt.9-11 juli 16