aku mencatat ini :
penyair itu cenderung gila
cinta dipuja sedemikian rupa
semakin terluka semakin gagah
bertahan senyum bak pahlawan bela
penyair itu bercinta bagai gila
dia berdesah desah sambil cambuknya mencetar cetar
bibir memuja muja tangannya mencakar cakar
bila dia telanjang aku segera menghindar
mengapa enggan ?
katanya cinta mencintainya
semua cinta memuja ia
di sekelilingnya hanya hampa
siapa mau terhisap kehampaan ?
penyair itu salah bercinta
ia bercinta dengan hayalnya
ketika kutanya apa itu cinta
cinta adalah sajak sajaknya
untung cuma penyair itu
penyair lain sama gilanya
untung aku bukan penyair
cukuplah gila dengan mencatatnya
sebagai delusi yang indah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H