Kamis pagi 8 Juni 2023, telpon masuk ke suamiku dari keluarga di rumah, seruan untuk segera pulang karna kondisi ayah yg tidak memungkinkan, saat itu aku termenung & menangis entah apa yg harus aku lakukan. Selepas telp usai, aku masih meyakinkan diri bahwa semuanya baik-baik saja terutama kondisi ayahku. Seharian ku pastikan kondisi ayahku via whatsapp sembari menenangkan diri yg sebetulnya dilanda kebingungan. Haruskah ku pulang hari itu? Ketakutanku menjalar sampai jari-jemari dingin seadanya, pikirku jika ku tak pulang hari itu ayahku akan baik-baik saja, entah logika macam apa yg ada dibenak ini. Seakan jika hari itu aku pergi acapku seolah menyambut kepergian ayah yg tak ingin terjadi.Â
18.30 ku sempatkan mengajar namun ditengah mengajar bayangan ayah sangat kuat, akupun menahan tangis sembari berpamitan kepada mahasiswa ku yg saat itu sedang bertanya.Â
Keesokan harinya ku pulang dg berjuta harap ayahku dalam keadaan baik-baik saja, setibanya di halaman rumah pemandangan banyaknya orang-orang yg duduk di kursi masih belum menyadarkanku akan apa yg sebenarnya sedang terjadi, pikirku 'ayahku masih dalam keadaan seperti biasanya'.. laun laun ku berjalan menuju rumah, sampai di depan pintu ternyata seluruh tubuh ayahku sudah ditutup dengan kain samping dengan lantunan surat yasin serta isakan tangis haru. Innalillahi wainna ilaihi roji'un, ternyata ayahku telah berpulang semenjak aku baru sampai pandeglang. Sebetulnya saat itu, aku sempat melihat status whatsapp tetanggaku, namun aku berfikir itu bukan Ayah, karna pada saat yg bersamaan keluarga tidak memberi tahu kalau ayah telah tiada. Anggapku, semua masih dalam kondisi baik-baik saja. Namun ternyata aku keliru, nyatanya ayah telah pergi dengan raut wajah berseri nan putih dihari kematiannya..Â
Hancur, rapuh, tidak percaya, tidak berdaya, marah, benci, sedih, semua rasa ada dimalam itu, aku melihatnya sekali setelah nafas ayah sudah tidak berhembus lagi. Mungkin saat itu ayah melihat aku sudah datang, "maafkan aku ayah, aku terlambat"Â & aku sangat menyesali jam-jam sebelumnya dimana masih menyempatkan diri untuk sekedar makan, sementara ayah sedang berjuang dg rasa sakit & nafas terakhirnya.
Maafkan aku ayah, ibu, adek. Maafkan aku yg terlambat ini. Maafkan aku yg tidak menyempatkan pulang waktu itu, tidak mengurus ayah & hanya memantau dari kejauhan saja. Maafkan aku karna jarak dan kondisiku saat itu. Maafkan aku atas semuanya.
Tepat dihari jumat ini ayah pergi meninggalkanku, hari ini juga adalah hari kelahiran ayah ditahun 1960 silang, semoga hari lahir & perginya ayah menjadi hari terbaik bagi ayah.Â
Tertanggal, jumat 11 agustus 2023, ku ucapkan selamat ulang tahun untuk ayah disana, semoga ayah tenang & bahagia dialam yg tak lagi sama. Semoga hari ini juga ayah melihatku dari dunia yg berbeda, semoga ayah bangga terhadapku & memafkan segala sesuatunya dari aku terhadap ayah. I love you selamanya Ayah
Khususon illa ruhi abi sutisna bin satria, Allahumagfirlahu warhamhu wa'afihi wa'fuanhu, Alfatihah _____
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H