Melihat Transportasi Umum Online dan Konvensional dari Kedua Sisi

Untuk pengalaman saya pribadi, ada juga kekurangan dari penggunaan ojek online. Saya merasa terganggu dengan driver yang menyimpan nomor saya dan menghubungi saya melalui whatsapp. Bagi saya hal itu sangat mengganggu privacy seseorang, apalagi dalam siatuasi ini adalah seorang pekerja dan pelanggannya. 

Sangat tidak etis untuk menghubungi pelanggan diluar kebutuhan. Meskipun yang saya ketahui perusahaan memiliki peraturan kepada mitra ojek online termasuk untuk tidak menyimpan nomor penumpang apalagi sampai menghubungi diluar pekerjaannya. Namun ternyata masih banyak driver yang melanggar peraturan tersebut. Padahal apabila penumpang tersebut termasuk saya melapor bisa saja mempengaruhi reputasi driver dalam pekerjaannya itu. Seharusnya perlu adanya penindakan lanjut untuk kasus ini.

Menurut saya pribadi, mungkin kontroversi yang terjadi diantara mitra kerja ojek online dan konvensional adalah ketidaksiapan mental dalam persaingan. Dimana pengemudi ojek online konvensional merasa rezekinya akan terbagi. Masyarakat akan perlahan berpindah menggunakan ojek online. Padahal untuk saya pribadi pun terkadang menggunakan angkutan umum untuk jarak yang dekat. 

Perlu kita ketahui juga, tidak semua orang menggunakan smartphone, karena ojek online pun hanya bisa digunakan atau dipesan oleh orang yang menggunakan smartphone saja. Kunci dalam kondisi seperti ini sebenarnya kita harus yakin kepada Tuhan bahwa rezeki seseorang tidak pernah tertukar. Kita juga harus menyadari Indonesia perlu perubahan untuk maju dan dengan keberadaan ojek online ini adalah salah satu kemajuan Indonesia dibidang transportasi yang mempermudah masyarakatnya dalam beraktivitas. Saya berharap adanya inovasi ini dapat didukung sepenuhnya oleh berbagai pihak agar dapat berjalan dengan baik.

Penulis  : Alifia Pradyanti