Joko Mulyanto, seorang supir freelance beserta istri Tati Musyarofah berusaha mendirikan sebuah yayasan yang menampung anak-anak kurang mampu.
Sejak tahun 2002, di rumah sederhana beralamatkan gg. Amsar RT 05/RW 004, Ciganjur, Jagakarsa, Jakarta Selatan tersebut, Pak Joko dan Bu Tati mulai merawat dan mengasuh dua orang anak. Hingga tahun 2010, beliau meneruskan pesan dari Bapak Kyai Hasyim yang merupakan ayah dari Ibu Tati untuk menolong orang-orang yang membutuhkan seperti anak yatim, piatu, yatim piatu, dhuafa dan anak-anak lain yang ditelantarkan oleh orang tuanya.
Awalnya, jumlah anak-anak yang diasuh masih dapat dihitung jari. Namun karena niat besar Bapak Joko dan istri untuk menolong, tanpa disangka jumlah anak pada tahun 2010 mencapai kurang lebih 27 anak. Rumah sederhana beliau dirasa tidak mencukupi untuk menampung anak-anak asuh beserta anak kandung bapak Joko yang masih tinggal bersama beliau.
 Dengan hasil tabungan bapak Joko, di tahun 2010, beliau membangun tempat tinggal baru di gg. Warung Silah RT 03/RW 004. Namun tidak disangka semuanya tidak berjalan dengan mulus. Acap kali penghasilan bapak Joko yang tidak menentu membuat pembangunan rumah barunya terhenti. Namun hal tersebut tidak memutuskan semangat serta niat bapak Joko dan istrinya.
Dengan niat penuh dan penyisihan penghasilannya, rumah sederhana itupun berhasil beliau dirikan.
Karena tidak mau disalahartikan oleh masyarakat, Bapak Joko memutuskan untuk meresmikan yayasan yang telah ia bina. Yayasan tersebut bernama "Yayasan Benih Kebajikan Nusantara Al-Hasyim". Dengan didirikannya yayasan tersebut, banyak masyarakat dari berbagai kalangan yang berkunjung.
"Niatnya diresmikan ya biar tidak pada salah paham, jangan sampai ada yang berpikir kalau niat Saya membantu anak-anak malah dikira mempekerjakan atau meng-uangkan mereka," ujar ibu Tati, di kediamannya, Senin (18/9/2017)
Sejak diresmikan yayasan tersebut, bapak Joko dan Ibu Tati kini menerima donatur yang mereka sebut sebagai donatur istiqomah (tidak tetap, namun pasti ada). Bagi bapak Joko dan Ibu Tati, hal terpenting dalam merawat anak-anak asuhnya adalah terpenuhinya kebutuhan makanan dan pendidikan.
"Yang penting anak-anak bisa makan, paling penting ada beras kalau lauk ya seadanya walaupun cuma kerupuk atau apa yang ada. Kalau udah mentok paling hutang dulu sama warung buat makan. Sama pendidikan sih Saya minta kebijakan dari pihak sekolah kalau terlambat bayar jangan sampai anak-anak tahu, biar jadi urusan Saya, Bapak dan pihak sekolah," ucap bu Tati.
Di tahun 2015, sang istri berpikir, anak-anak bertumbuh dewasa tidak mungkin untuk menyatukan anak asuh putra dan putrinya dalam satu rumah. Oleh sebab itu, hal tersebut menjadi tugas baru untuk mereka. Dengan tabungan pribadi serta tambahan dari donatur istiqomah, bapak Joko membangun sebuah tempat sederhana yang menjadi asrama untuk putra.
Walaupun terkadang ada saja kendala yang dihadapi, terutama dalam ekonomi namun beliau yakin akan selalu ada jalan untuk menolong sesama. "Saya menyerahkan semua kepada Allah. Saya yakin rejeki itu pasti ada. Jadi Saya tidak pernah meminta uang kepada orang-orang dengan mengatasnamakan anak-anak" kata Ibu Tati.