Mohon tunggu...
Teteh Karlina
Teteh Karlina Mohon Tunggu... Guru - guru bk

saya karlinah seorang guru bk senang dengan hal2 baru

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Game Online dan Ancaman Gangguan Psikologis Bagi Remaja

9 Juni 2023   07:51 Diperbarui: 9 Juni 2023   07:52 360
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bocil Epep sebutan khas untuk remaja pemain Free Fire di Indonesia. Free Fire merupakan salah satu mobile game online besutan Garena, salah satu perusahaan unicorn yang bermarkas di Singapura. Game online ini ber-genre battle royal atau peperangan dengan mengandalkan kemampuan membangun strategi pemain. Ini hanya satu dari ribuan game online yang tersedia dan bisa diakses dengan mudah oleh remaja. Bagi orang awam game online ini sekilas memiliki sisi positif, yaitu sebagai sarana hiburan semata. Sebagian orang dewasa bahkan membiarkan anak remajanya bermain game online agar tidak bermain di luar rumah. Lingkungan di luar rumah dianggap lebih memiliki dampak buruk bagi tumbuh kembang anak dibandingkan dengan bermain game online di dalam rumah. Pola pikir orang dewasa tersebut justru keliru, karena sebagian besar orang dewasa belum memiliki pemahaman yang mendalam terkait game online.

Game online di era pesatnya persaingan bisnis bidang teknologi saat ini sudah mengalami pergeseran orientasi konteks dan konten. Di era tahun 1990-an game masih dominan berorientasi pada hiburan. Mulai tahun 2000-an sudah banyak bermunculan pembuat game online dengan berbagai genre dan beragam fitur yang ditawarkan. Menurut Kwan (2000) ada enam faktor yang melatarbelakangi seseorang bermain game online yaitu banyak menawarkan kebebasan bagi pemain, adanya keberagaman pilihan jenis game, daya tarik elemen atau fitur game, antarmuka (interface) yang menarik, tahapan tantangan yang dicapai dan aksesibilitas yang mudah. Karakteristik remaja berdasarkan tahap perkembangan remaja salah satunya adalah selalu tertarik untuk mencoba pengalaman yang baru (Santrock, 2009). Faktor-faktor tersebut mengindikasikan bahwa game online sangat menarik bagi sebagian besar remaja di Indonesia.

Usia remaja merupakan periode transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa, yang melibatkan perubahan biologis, kognitif, dan sosio-emosional, yang dimulai dari rentang usia 10 tahun dan berakhir pada usia sekitar 18 hingga 22 tahun (Santrock, 2009). Pada usia itu setara dengan siswa jenjang SLTP sederajat sampai SLTA sederajat. Siswa usia remaja sangat rentan terhadap hal baru yang menarik, terlepas itu positif maupun negatif. Seringkali siswa usia remaja belum bisa berpikir lebih mendalam untuk memilah hal positif dan negatif serta konsekuensi dari setiap perilakunya. Oleh karena itu, siswa usia remaja masih membutuhkan pendampingan intensif orang dewasa untuk mengarahkan, mendidik dan memfasilitasi tumbuh kembang remaja khususnya pada ranah psikologisnya.

Manusia terdiri dari dua unsur yaitu daya fisik atau jasmani dan psikologis atau rohaniah. Menjaga kesehatan fisik manusia sangat penting, bisa dilakukan melalui kegiatan olahraga atau olah fisik seperti bersepeda, bermain futsal, bermain basket, berenang, jogging, senam, workout, dan kegiatan olahraga lainnya. Selain menjaga kesehatan fisik, kesehatan psikologis juga perlu dijaga agar manusia bisa menjalani kehidupan dengan penuh optimis, berpikir positif serta berperilaku sesuai norma dan nilai yang berlaku di sekolah dan masyarakat. Menjaga kesehatan psikologis dapat dilakukan dengan kegiatan positif seperti beribadah, bersedekah, menikmati keindahan alam, healing di tempat yang menyenangkan, mengikuti pengajian, mengikuti komunitas yang positif, belanja di mall, mensyukuri setiap nikmat yang Tuhan Yang Maha Esa berikan. Psikologis remaja bisa sakit jika dalam menjalani kehidupannya dipenuhi dengan pikiran, perilaku dan kegiatan negatif. Misalnya menonton video porno, vandalisme, bermain judi online, tubir, bullying, penyalahgunaan media sosial, terbiasa melihat foto dan video tentang kekerasan, terbiasa berperilaku melanggar peraturan sekolah, memendam permasalahan yang dialami, stres menghadapi tugas sekolah, dan bermain game online berlebihan.

Game online saat ini masih sangat digandrungi siswa usia remaja dengan dalih mengisi waktu luang dan sarana hiburan. Padahal faktanya siswa usia remaja bermain game online dengan durasi lebih dari 5 jam per hari, selama enam hari per minggu. Kondisi ini sebenarnya sudah pada taraf mengkhawatirkan dan mengarah pada perilaku adiksi. Kecanduan game online dapat merusak psikologis siswa usia remaja. World Health Organization (2018) bahkan menetapkan kecanduan game online sebagai gangguan mental atau psikologis. Kecanduan game online sangat berbahaya bagi remaja salah satunya yaitu tubuh akan memproduksi hormon dopamin yang berlebih. Bahaya yang bisa terjadi bagi remaja pecandu game online meliputi:

  • Memiliki gangguan kecemasan berlebih;
  • Remaja yang memiliki gangguan ini gejalanya tiba-tiba merasa seperti diawasi sesuatu tetapi kenyataannya tidak, atau merasa panik seperti akan mengalami kematian.
  • Hiperaktif;
  • Kondisi seseorang lebih aktif dari biasanya atau tidak seperti orang pada umumnya. Biasanya disertai gerakan pada bagian tubuh (tangan, kaki, kepala) yang tidak teratur dan sering, seperti tidak bisa diam dan fokus pada suatu hal.
  • Insomnia;
  • Gangguan kesulitan tidur walaupun sebenarnya badan sudah merasa lelah, tetapi tidak bisa tidur. Hal ini lebih sering terjadi di malam hari. Akibatnya tubuh menjadi lelah karena istirahat tidak cukup, bangun tidur terlalu siang sehingga terlambat datang ke sekolah.
  • Paranoid;
  • Kondisi ini ditandai dengan gejala pada remaja yang cenderung memiliki rasa curiga atau takut akan sesuatu yang berlebihan. Contohnya takut pada keramaian, menarik diri dari lingkungan sosialnya, sulit bersosialisasi dan berkomunikasi dengan orang lain.
  • Stres;
  • Remaja bisa mengalami stres akibat tidak bisa lepas dari smartphone-nya untuk bermain game online. Melewatkan waktu bermain beberapa menit sudah merasa seperti tidak bergairah menjalani aktivitas sehari-hari.
  • Tidak mampu mengontrol diri;
  • Remaja pecandu game online mengalami kesulitan mengontrol dirinya pada kegiatan sehari-hari. Biasanya ditunjukkan dengan perilaku yang kasar, suka berkata kotor, tidak mau menerima pendapat orang lain, mengabaikan nasehat orang dewasa atau teman sebayanya.
  • Sulit mengontrol emosi negatif;
  • Emosi negatif meliputi marah, sedih, takut, kecewa, gelisah. Jika remaja tiba-tiba memiliki karakteristik mudah marah, sedih, gelisah, kecewa, takut, bisa saja itu akibat dari kecanduan game online.
  • Cenderung suka melanggar suatu peraturan;
  • Remaja yang seringkali mengabaikan atau melanggar peraturan sekolah bisa saja itu adalah dampak dari kecanduan game online. Selain itu, perilaku tidak mau diatur juga bisa menjadi faktor remaja sudah terkena gangguan psikologis akibat kecanduan game online.
  • Suasana hati mudah berubah;
  • Moody atau suasana hati yang tiba-tiba berubah 180 derajat tanpa sebab yang jelas. Sesaat senang lalu tiba-tiba menjadi sedih. Hal itu bisa saja dampak dari kecanduan game online.
  • Kelelahan mental
  • Bermain game online terus menerus bisa membuat otak, tangan, mata dan badan lelah, tetapi enggan berhenti bermain. Gejala perilaku semacam itu sebenarnya remaja sudah mengalami kelelahan mental.

Menurut dr. Kristiana Siste, Sp.KJ (K) dokter spesialis kejiwaan di Rumah Sakit Siloam Lippo Village (2022), gangguan psikologis akibat game online sebenarnya seperti lingkaran setan karena bagian otak pecandu game online mengalami perubahan struktur dan fungsinya. Jika discan MRI (Magnetic Resonance Imaging), bagian otak pre-frontal cortex berubah. Oleh karena itu, muncul perilaku impulsif yang membuat remaja tidak bisa mengontrol dan menahan diri untuk bermain game online. Pada akhirnya remaja tidak bisa lepas dari game online sampai struktur syaraf di otaknya rusak.

Kesimpulannya, game online saat ini lebih banyak dampak negatif dibandingkan dengan dampak positif. Siswa usia remaja belum memiliki pengendalian diri yang baik untuk membantu mengarahkan dirinya pada penggunaan game online yang wajar serta memilah jenis dan konten game online yang sesuai dengan usianya. Sebaiknya siswa usia remaja menyalurkan energinya pada permainan-permainan yang menggunakan fisik seperti sepakbola, futsal, renang, atau permainan tradisional seperti gobaksodor. Siswa usia remaja masih bisa memainkan game online seperti roblox, scrabble, math games, memory game, quick brain, math riddles, puzzle game, maupun game yang sifatnya mengasah kemampuan dan hiburan tetapi maksimal 30-45 menit dalam sekali bermain, dengan jeda waktu satu sampai dua hari sekali.

Hindari game yang kontennya berisi adegan porno, menampilkan kekerasan (fisik, verbal, seksual) karena akan membentuk pola pikir dan karakter buruk bagi remaja. Hindari juga game dengan fitur live chat, game judi online,  game yang rawan berisi virus, trojan maupun spammer yang bisa merusak smartphone dan rawan tindak kejahatan siber. Selain itu, durasi bermain game online harus dibatasi, maksimal 30-45 menit sekali bermain dengan jeda satu atau dua hari. Gangguan psikologis akibat dari game online sangat berbahaya karena bisa menghancurkan masa depan remaja. Jika siswa usia remaja merasa khawatir terkena gangguan psikologis akibat dari game online bisa berkonsultasi dengan Guru BK melalui layanan konseling adiksi. Guru BK biasanya segera menangani dengan mengasesmen terlebih dahulu tingkat gangguan psikologis siswa.

Sumber referensi:

Kwan, T. (2000). "Quality of Life In Family Caregivers of Persons with Schizophrenia". Dissertation. Faculty of the College Of Nursing. The University Of Arizona.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun