Merinding!
Seumur hidup baru kali ini mendengar dan menyaksikan pembacaan Sumpah Palapa Maha Patih Gajah Mada di halaman/lapangan Brahma, Candi Prambanan malam hari pula. Bulu kuduk berdiri dan pikiran langsung melesat ke jaman antah barantah masa kejayaan kerajaan Majapahit.
[caption id="attachment_339616" align="aligncenter" width="300" caption="Jajaran direksi JNE. Managing Director Johari Zein membacakan Sumpah Palapa (Semua photo dokumentasi pribadi)"][/caption]
[caption id="attachment_339633" align="aligncenter" width="300" caption="Candi Prambanan melatari semarak ultah JNE 24"]
Seandainya saya bukan salah satu tamu undangan JNE mungkin seumur hidup saya tidak akan berkesempatan mendengar pembacaan Sumpah Palapa yang begitu khidmat, meski versi Maha Managing Director Johari Zein, selaku penggede JNE (bukan versi asli Maha Patih Gajah Mada J ). Saya tidak perlu membuka kitab Pararaton, atau Kitab Negarakertagama yang membahas tentang Sumpah Palapa, di acara puncak peringatan ulang tahun JNE yang ke-24 Sumpah Palapa itu dengan bergema dan mencekam dikumandangkan. Luar biasa!
.
“Lamun huwus kalah nusantara isun amukti palapa, lamun kalah ring Gurun, ring Seran, ring Tanjung Pura, ring Haru, ring Pahang, Dompo, ring Bali, ring Sunda, ring Palembang, ring Tumasik, samana isun amukti palapa.”
[caption id="attachment_339617" align="aligncenter" width="300" caption="Tamu undangan memenuhi pelataran Candi Prambanan"]
Maha Patih Gajah Mada baru akan melepaskan puasanya jika ia telah berhasil mengalahkan Nusantara. Nusantara di sini meliputi Gorom (sebuah pulau di timurnya pulau Seram), Seram, Tanjung Pura (wilayah Kalimanta Selatan), Haru (Karo, Sumatera Utara), Pahang (wilayah Malysia sekarang), Dompo (daerah Sumbawa), Bali, Sunda, Palembang, Tumasik (Melayu utara Riau, sekarang Singapura). Setelah berhasil mempersatukan wilayah tersebut, baru Gajah Mada akan melepaskan puasanya.
Philosofi Sumpah Palapa yang mempersatukan nusantara ini sesuai dengan harapan dan cita-cita JNE yang ingin mempersatukan Nusantara. Dalam artian JNE bisa mencapai dan merambah ke pelosok-terjauh, terluar dan terpencil seluruh tanah air Indonesia. Bersama JNE tidak ada kata tidak sampai. Dimanapun alamatnya, JNE bekomitmen untuk memperlakukan semua konsumen adalah sama.
[caption id="attachment_339622" align="aligncenter" width="300" caption="Arak-arakan abdi dalem. Membawa anganku melayang ke masa kerajaan dalam dongeng"]
Semua komitmen itu direalisasikan dalam acara ulang tahun JNE yang diselenggarakan di halaman Brahma Candi Prambanan, DI Yogyakarta. Culture (budaya) yang menjadi pondasi kekuatan JNE diterapkan dalam acara malam puncak peringatan ultah JNE. Mulai dari konsep pasar jadul yang berisi jualan jajanan pasar makanan tradisional, para pelayan tamu dengan pakaian tradisional sampai arak-arakan prajurit keraton diikuti abdi dalem Kesultanan Yogyakarta. Semuanya Indonesia banget!
Saat arak-arakan di atas karpet merah, Pak Johari Zein beserta dewan direksi lainnya lengkap mengenakan beskap, pakaian tradisional dari Jawa. Kereta kencana yang membawa nasi tumpeng untuk dipotong pada puncak peringatan ultah JNE malam itu dengan meriah dan gagah melenggang membelah kerumunan awak media serta tamu VIP yang berlomba mengabadikan gambar.
[caption id="attachment_339624" align="aligncenter" width="300" caption="Managing Director JNE bersama arak-arakan"]
Sumpah Palapa yang dibacakan Bapak Johari Zein tidak hanya menggali budaya yang hampir dilupakan generasi saat ini, tetapi juga lebih condong kepada misi besarnya dimana beliau berada di posisi Managing Director, yang menginginkan JNE bisa menghubungkan nusantara dengan dunia.
JNE ingin jadi tuan di negeri sendiri dan menguasai persaingan internasional. JNE akan merambah jangkauan secara global, mempersatukan perbedaan wilayah, perbedaan adat budaya, hingga perbedaan bahasa menjadi satu jangkauan. Seperti harapan Maha Patih Gajah Mada yang ingin menaklukan perpecahan demi persatuan dan kesatuan.
[caption id="attachment_339625" align="aligncenter" width="300" caption="Kereta Kencana di akhir arak-arakan, membawa Raja serta Permaisuri dan nasi tumpeng!"]
JNE akan menerjang jarak, menembus batas, demi bisa melebarkan sayap dan bekerjasama dengan perusahaan luar negeri. Tidak hanya sebatas pengharapan para pemimpin dan dewan direksi JNE, atau para karyawan dan laskar JNE, tetapi juga pengharapan besar bagi konsumen. Dengan semakin bertambah usia dan pengalaman, berharap kualitas pelayanan JNE terus meningkat dari waktu ke waktu hingga mencapai target jadi perusahaan Indonesia yang mampugo internasional.
[caption id="attachment_339626" align="aligncenter" width="300" caption="Penyerahan Tumpeng dari Managing Director ke Kepala Cabang JNE Yogyakarta"]
Demi pencapaian besar ini, JNE tidak hanya memperhatikan pelayanan terhadap konsumen, tapi juga karyawannya. JNE selalu memberikan penghargaan kepada semua karyawan yang berprestasi, karena menurut Pak Johari pula Sumber Daya Manusia (SDM) JNE adalah faktor penting dan utama sehingga mereka berhak mendapatkan kesejahteraan, kenyamanan dan jaminan kerja selama menjadi keluarga besar JNE.
Adalah sebuah kebahagiaan tak terlupakan saat para laskar JNE (begitu akhirnya Giring Nidji Band memanggil para karyawan dan keluarga besar JNE ini) dimanjakan dengan hiburan mewah dan luar biasa dari band kelas papan atas Indonesia, Nidji Band. Semangat dan gairah muda para laskar JNE kembali dipacu bersama hentakan drum dan bass yang melegakan pikiran seiring lagu yang dibawakan Giring, sang vokalis.
[caption id="attachment_339627" align="aligncenter" width="300" caption="Satria JNE merayakan ulang tahun dengan penuh semangat"]
Award berupa hadiah 15 unit sepeda motor dan best doorprize berupa satu unit rumah diharapkan mampu memompa semangat serta menambah loyalitas seluruh laskar JNE yang tersebar di penjuru tanah air dalam bekerja.
[caption id="attachment_339628" align="aligncenter" width="300" caption="Semarak ultah JNE ke-24"]
Dengan berakhirnya perform Nidji malam itu, maka usai sudah seluruh rangkaian wisata untuk Kompasianer serta media. Tapi bukan berarti kerja dan karya para laskar JNE berhenti sampai disana, justru di awal tahun menuju JNE ke-25 beban serta prestasi laskar JNE dinanti.