Mohon tunggu...
Okti Li
Okti Li Mohon Tunggu... Freelancer - Ibu rumah tangga suka menulis dan membaca.

"Pengejar mimpi yang tak pernah tidur!" Salah satu Kompasianer Backpacker... Keluarga Petualang, Mantan TKW, Indosuara, Citizen Journalist, Tukang icip kuliner, Blogger Reporter, Backpacker,

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Perencanaan Hidup Buruh Bersama BCA

19 Juni 2012   22:30 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:46 1502
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai Tenaga Kerja Wanita (TKW), uang dan transaksi menjadi hal yang tidak bisa dipisahkan dari rutinitas saya setiap bulannya. Selama hampir sepuluh tahun bekerja di negara orang, sudah tidak bisa saya ingat lagi entah berapa kali saya melakukan pengiriman uang ke tanah air baik lewat jasa pengiriman toko Indonesia, maupun lewat rekening bank milik majikan. Seiring perkembangan zaman, kemajuan teknologi maju semakin pesat. Bank BCA pun ada membuka layanan di Hongkong demi pelayanan kemudahan transaksi nasabah WNI di sana. Sayangnya, saat BCA menjadi Bank favorit untuk kalangan TKI di Hongkong, saya keburu finish kontrak dan pindah bekerja ke Taiwan. Lebih sayangnya lagi, saya belum sempat membuka rekening BCA-nya dan di Taiwan belum ada bank konvensional milik tanah air yang membuka kantor cabang disana. Saat pulang ke tanah air, keberadaan BCA yang jauh dari kota kecamatan tempat saya tinggal (BCA sampai sekarang hanya ada di kota kabupaten dan sekitarnya) menjadi alasan kuat kenapa saya belum juga membuka rekening di BCA. Padahal, meski uang yang saya dapat per bulannya hanya bisa untuk bayar utang dan berkirim kepada keluarga, dalam hati kecil saya juga ingin mempunyai tabungan sebagai persiapan untuk menghadapi rencana masa depan. Saya tidak mungkin selamanya hidup menggantungkan diri menjadi buruh di negeri orang. Suatu saat saya akan kembali ke tanah air dan berkeluarga. Kedepannya tentu saja saya harus menabung. Memikirkan bekal untuk modal usaha, menabung untuk biaya membangun rumah, kebutuhan tak terduga setelah berkeluarga dan bahkan persiapan pendidikan kelak jika punya anak. Permasalahan itu tentu saja membutuhkan solusi. Setelah banyak bertanya kepada teman dan banyak membaca artikel di internet, solusi yang saya cari cocok ada pada solusi perbankan layanan BCA. Selama bekerja di Taiwan, saya hanya bisa gigit jari saat mengetahui teman-teman bisa melakukan pengiriman uang dengan mudah dan dapat mengaturnya sesuai keinginan lewat nomor rekening BCA. Saya sendiri masih harus kerepotan jika akan berkirim uang ke tanah air. Karena belum memiliki nomor rekening pribadi, setiap kali akan berkirim uang saya harus menunggu libur kerja dulu untuk berkirim menggunakan jasa pengiriman uang melalui toko Indonesia. Kalau pun ada keperluan mendesak, saya meminta tolong kepada majikan untuk berkirim uang melalui nomor rekening miliknya. Tentu saja dengan biaya ongkos kirim yang lebih mahal. Saya hanya terkagum-kagum (atau iri?) saat mengetahui teman-teman yang menjadi nasabah BCA di Hongkong bisa lebih bebas mengatur pengeluaran keuangannya tiap bulan. Mereka yang beruntung pun tak terduga mendapatkan hadiah besar dari undian BCA. Begitu juga saat berkesempatan online dan menonton siaran langsung pengundian hadiah Gebyar Tahapan BCA di salah satu televisi nasional tanah air, membuat hati ini semakin tertarik untuk segera menjadi nasabahnya. Tak lagi menunda-nunda kesempatan, saat saya berkesempatan pulang ke kampung halaman setibanya di rumah saya langsung mendatangi Kantor Cabang BCA di kota kabupaten Cianjur untuk membuka nomor rekening. Hampir seharian saya di sana berurusan dengan petugasnya. Karena belum mempunyai KTP, saya menggunakan paspor sebagai identitas diri. Masalahnya, buku baru paspor saya yang sudah diperbaharui di Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) Taiwan itu sudah menggunakan sistem biometrik sidik jari sebagai pengganti tanda-tangan. Dan petugas BCA keukeuh meragukan soal tanda-tangan, tidak mempercayainya kalau paspor itu milik saya. Mereka meminta saya untuk pulang lebih dulu membuat KTP baru, tapi saya keberatan. Keberadaan cuti saya di kampung hanya 2 minggu. Selain jarak rumah di Sukanagara dengan kota kabupaten Cianjur sangat jauh, kalaupun saya membuat dulu KTP, toh belum tentu jadi dalam waktu sesingkat itu. Sementara saya sangat menginginkan membuka tabungan di BCA sebelum saya kembali bekerja ke Taiwan. Akhirnya, petugas membantu saya membuka tabungan setelah saya memperlihatkan ID Card (KTP domisili saya di Taipei) yang cocok dengan data pada paspor. Layanan perbankan pihak BCA memang sangat bagus. Mereka benar-benar teliti dan bertanggung-jawab. Senang sekali saat buku tabungan serta kartu ATM milik pribadi ada dalam genggaman. Kini saya tak lagi tertinggal dibanding teman-teman. Berbagai brosur dan informasi mengenai layanan BCA pun saya bawa untuk saya baca di rumah. Seperti pendapat teman-teman yang selalu saya ajak diskusi, produk perbankan dari BCA yang sangat diminati oleh kami kaum buruh perempuan di negara rantau adalah terkait kepemilikan rumah, remittance, modal usaha, serta biaya pendidikan anak. Tentu saja layanan perbankan BCA tidak hanya melayani produk perbankan seperti tersebut di atas, melainkan juga ada layanan kredit simpan pinjam, layanan kemudahan pembayaran berbagai rekening dengan ATM dan transaksi lainnya melalui fasilitas e-Banking BCA. Kami yang tinggal di daerah kini banyak terbantu dalam bertransaksi. Kini setelah saya pulang kampung merasakan benar bagaimana manfaat menjadi nasabah BCA. Meski jumlah tabungan tak seberapa, namun kebebasan finansial saya miliki sepenuhnya. Walaupun ATM BCA hanya ada di kota (sampai saat ini di wilayah Cianjur Selatan saya belum melihat terdapat ATM BCA) dengan adanya layanan jaringan ATM Prima dan minimarket-minimarket/merchant bertanda logo Debit BCA yang melayani pembayaran transaksi belanja kenyamanan berbelanja semakin nyata. Meski tidak ada ATM BCA terdekat, saya tidak perlu repot membawa uang tunai setiap kali mau berbelanja. Cukup dengan melakukan pembayaran menggunakan Paspor BCA. Bahkan di tempat itu pun saya bisa mengambil cash selayaknya mengambil dari mesin ATM. Meski sudah dimanjakan dengan berbagai fasilitas kemudahan transaksi dari BCA, saya berharap kedepannya di daerah Cianjur Selatan yang jauh dari kota kabupaten ini pada lokasi yang cukup strategis dan ramai dibuatkan ATM BCA. Berdagang melalui internet saat ini sedang marak dan saya cukup tertarik. Banyak sistem jual beli online yang menggunakan ATM BCA untuk pembayarannya. Bagi jiwa dagang dan pebisnis, selisih beberapa ribu sangat diperhitungkan. Hal ini cukup sering dialami manakala antara penjual dan pembeli sama-sama menggunakan rekening BCA, namun masalahnya karena tidak tersedianya ATM BCA maka saya melakukan transfer pembayaran memakai ATM lain yang karenanya dikenakan lagi biaya. Demi kemudahan administrasi dan pembukaan tabungan saya harap kedepannya juga akan dibangun Kantor Cabang Pembantu BCA minimal satu di setiap kecamatan. Sehingga warga Cianjur Selatan tidak harus jauh-jauh ke kota hanya untuk mencari Kantor BCA. Dan saya yakin, hal itu bukan sekadar mimpi. Suatu saat, pasti terwujud.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun